Salin Artikel

Warga Desa Sidorejo Lamongan Bayar Iuran BPJS dari Sampah

LAMONGAN, KOMPAS.com - Pemerintah Desa Sidorejo, Kecamatan Deket, Lamongan, Jawa Timur, memiliki cara unik dalam menyelesaikan persoalan sampah.

Mereka mengelola sampah dari warganya. Hasilnya dibuat untuk membayar iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk warga yang menyetorkan sampah itu.

Cara unik ini ditempuh untuk menjamin kesehatan warga sekaligus menjawab persoalan sampah di desa tersebut.

Kepala Desa Sidorejo, Saptaya Nugraha Duta mengatakan, pengelolaan sampah untuk iuran BPJS Kesehatan itu bermula dari permasalahan sampah yang sempat terjadi di Desa Sidorejo pada tahun 2009.

Saat itu, pihak desa membangun Tempat Penampungan Sampah (TPS). Tidak sekedar membangun TPS, secara berkelanjutan juga didirikan bank sampah untuk pengolahan sampah.

"Sampah yang dikelola oleh warga, kemudian dibeli oleh bank sampah desa. Uang kemudian kami kembalikan kepada warga, yang oleh warga dibuat membayar BPJS Kesehatan," ujar Saptaya saat dihubungi, Senin (17/1/2022).

Saptaya menjelaskan, kendati TPS sudah didirikan sejak 2009, pelaksanaan pembayaran iuran BPJS Kesehatan warga dari uang hasil pengolahan sampah tersebut baru dimulai pada tahun 2017.

Agenda ini dapat terealisasi karena pada tahun 2011 Pemkab Lamongan menyelenggarakan program bertajuk Lamongan Green and Clean (LGC).

"Bagaimana supaya warga tertarik untuk mengolah sampah, maka kami buat agar sampah dapat dibuat membayar BPJS. Warga kemudian menyadari, ternyata sampah yang dibuang itu bisa buat membayar BPJS," ucap Saptaya.


Mekanismenya, sampah dari warga tersebut dikelola oleh bank sampah unit di setiap Rukun Tetangga (RT). Oleh warga, sampah seperti kardus, botol plastik, lantas disetorkan kepada bank sampah unit RT yang diteruskan kepada pihak desa. Oleh pihak desa, sampah yang sudah disetorkan kemudian dibeli.

"Pihak desa lantas membayarkan sampah tersebut melalui bank sampah unit RT, yang kemudian diteruskan kepada warga. Oleh warga, uang tersebut kemudian dibayarkan untuk BPJS," kata Saptaya.

Saptaya mengaku, pihak desa memang belum dapat meng-cover keseluruhan iuran BPJS kesehatan warga yang berada di 15 RT dari hasil pengolahan sampah tersebut. Namun setidaknya, langkah kreatif yang dibuat secara tidak langsung juga turut mendorong warga Desa Sidorejo untuk mengikuti program BPJS kesehatan.

"Untuk uang yang diterima warga juga berbeda-beda, tergantung banyak sedikitnya sampah yang disetor. Jadi dalam satu keluarga itu, yang dapat di-cover dari uang hasil pengolahan sampah itu ada satu hingga dua orang," tutur Saptaya.

Saptaya menyebut, keikutsertaan warganya dalam program BPJS Kesehatan terus meningkat.

Dari data yang dimiliki pihak desa, pada tahun 2007, warga Desa Sidorejo yang mengikuti program BPJS Kesehatan masih tercatat di kisaran 22 persen. Sementara pada tahun 2020, warga Desa Sidorejo yang sudah menjadi peserta BPJS mandiri telah mencapai hingga 90 persen lebih.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/17/171653178/warga-desa-sidorejo-lamongan-bayar-iuran-bpjs-dari-sampah

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com