Plt Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan Rohmad Hidayat mengatakan, di 34 desa di 11 Kecamatan yang menjadi lokus kasus stunting, persentase bayi yang mengalami stunting mencapai 10,21 persen dari jumlah bayi yang menjalani timbang Posyandu.
“Ada 34 total desa di 10 atau 11 kecamatan yang menjadi lokus stunting. Di wilayah tersebut kami lakukan intervensi penanganan stunting,” ujarnya saat diemui di ruang kerjanya Senin (10/01/2021).
Untuk mengatasi kasus stunting di Kabupaten Magetan, Dinas Kesehatan melakukan program Poros Posyandu.
Program ini melibatkan bidan desa, dokter Puskesmas, dokter spesialis anak di rumah sakit umum Dr Sayidiman Magetan serta kerja sama dengan Habibi Institut.
“Ini yang kita keroyok, bayi yang stunting mendapat penanganan yang bagus supaya sebelum usia dua tahun bisa diatasi,” imbuhnya.
Pola asuh keliru
Tingginya angka kasus stunting di Kabupaten Magetan, menurut Rohmat Hidayat, bukan dipicu oleh kondisi perekonomian warga, namun dipicu oleh pola asuh yang keliru.
Balita yang menderita stunting kebanyakan bukan diasuh oleh orangtuanya namun ditipkan kepada orang lain.
“Pemahaman dari pengasuh, biasanya nenek atau orang lain yang mengasuh yang kurang terkait pemenuhan gizi. Orangtuanya biasanya sibuk kerja,” ucapnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/10/095803878/34-desa-di-magetan-jadi-lokus-stunting-ini-yang-dilakukan-dinkes