Salin Artikel

Melihat Upaya Mahasiswa Undip Membudidayakan Lobster

Sejumlah kegiatan pengembangan ilmu kebaharian juga dilakukan di sana. Misalnya asesmen terumbu karang, penelitian pariwisata, hingga uji coba budidaya lobster.

Budidaya lobster dilakukan dengan dua cara, yakni di darat dengan bak-bak yang tersusun dalam rak, dan di laut dengan keramba bawah air.

M Chusnan Ma'arif adalah mahasiswa semester 3, Magister Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, yang melakukan uji coba dan penelitian tersebut.

"Di sini salah satu yang kami kembangkan adalah metode resirkulasi. Metode ini sesuai Permen KP Nomor 17 Tahun 2021, tentang segmentasi usaha budidaya lobster di Indonesia," Arif dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/1/2022).

Terdapat 24 bak dengan sirkulasi air laut yang terus bergerak, yang masing-masing berisi 36 ekor benih lobster atau benur.

Benur yang dimasukkan bisa dari berbagai jenis, yang berukuran 0,4 hingga 0,6 gram dan sudah memiliki pigmen warna.

Arif mengatakan benih-benih lobster didapatkannya dari nelayan di sejumlah titik pesisir di Banyuwangi.

Budidaya benur di darat itu berlangsung selama 4 hingga 5 bulan, yakni hingga lobster memiliki bobot 5 sampai 10 gram.

"Selama masa budidaya harus terus dikontrol suhunya, sanitasinya, disolved oxygen, dan lainnya," kata Arif lagi.


Mahasiswa penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan itu, mengatakan setelah menetas dari bak, benur dimasukkan keramba dan di budidaya dalam laut.

Budidaya di dasar laut itu dilakukan selama 5 bulan, mereka harus rutin memeriksa dan memberi makan.

Lobster jenis pasir akan dipanen setelah berbobot 150 gram, dan jenis lainnya 200 gram. Bobot tersebut menjadikan lobster layak diekspor.

Bersama Kelompok Usaha Bersama (KUB) Pesona Bahari yang mengelola Pantai GWD, penelitian Arif itu menghasilkan 40 kilogram per keramba.

Total sekali panen, mereka menghasilkan 2,5 hingga 3 kwintal lobster, dengan kisaran harga Rp 400 sampai Rp 500 ribu per kilogram. Harga bisa naik ataupun turun setiap waktu.

"Harga bisa lebih tinggi apabila ukuran lobster lebih besar. Biasanya lobster-lobster siap panen tersebut diekspor ke Singapura," ucap Arif.

Kepala Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Bangsring Banyuwangi, Achmad Subijakto mengatakan, lobster Banyuwangi memiliki kualitas ekspor.

Terlebih lobster budidaya di perairan utara Banyuwangi, ternyata juga memiliki kondisi seperti lobster yang tumbuh alami dan tertangkap di usia dewasa.

Badan di bawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) itu pun berniat mendirikan Lobster Center di Banyuwangi.

"Hasilnya cukup mengagetkan kami, ternyata kualitasnya mutu alam. Jadi meskipun budidaya, kualitasnya seperti tangkapan. Layak ekspor. Produksinya meningkat tajam. Bahkan sudah rutin ekspor ke Singapura, Taiwan, Hong Kong, dan berbagai negara lainnya," kata Subijakto.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/09/183051978/melihat-upaya-mahasiswa-undip-membudidayakan-lobster

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke