Salin Artikel

Misteri Tewasnya Pengusaha Air Minum Isi Ulang di Surabaya

KOMPAS.com - Seorang pengusaha air minum isi ulang, SY, ditemukan tewas di rumah toko (ruko) di Jalan Manukan Tama A3, Surabaya, Jawa Timur.

Peristiwa ini terjadi pada Jumat (7/1/2022), diperkirakan pada dini hari.

Di jasad korban, polisi menemukan sejumlah luka tusukan.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Tandes Kompol Hendri Ibnu Indarto mengatakan, polisi masih menunggu hasil visum untuk memastikan seberapa parah luka itu.

"Yang meninggal pemilik ruko, yang pasti ada luka tusuk. Terkait jumlahnya nanti (menunggu hasil visum), iya (di kepala bagian belakang),” ujarnya, Jumat (7/1/2022).

Kondisi ruko

Ruko itu merupakan milik sepasang suami istri yang sudah lanjut usia.

Mereka menjadikan ruko sebagai tempat usaha air minum isi ulang.

Bangunan ruko tersebut mempunyai pintu harmonika.

"Kondisi bangunan ini rumah dan toko dua lantai. Yang lantai dua dipakai untuk rumah sementara yang bawa digunakan sebagai usaha isi ulang dan tabung gas," ucap Ibnu, dikutip dari Surya.co.id.

Saat kejadian, korban dan istrinya sedang berada di dalam ruko. Istri korban selamat dari pembunuhan karena sedang berada di lantai dua.

"Suaminya tewas di lantai bawah. Istrinya selamat," ungkapnya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya AKBP Mirzal Maulana menuturkan, polisi mendapati ceceran darah di tempat kejadian perkara (TKP).

Peristiwa ini awalnya diduga adalah perampokan. Namun, berdasarkan olah TKP, barang-barang berharga milik korban tidak ada yang hilang.

"Awalnya informasi perampokan. Namun sampai saat ini barang berharga korban masih utuh. Tapi kami belum dapat menyimpulkan secara pasti. Tunggu hasil penyelidikan," terang Ibnu.

Mirzal menjelaskan, saat ini polisi tengah melakukan penyelidikan dan mencari bukti sebagai petunjuk atas kasus tersebut.

"Ini dalam tahap penyelidikan tim gabungan Jatanras Resmob dengan Polsek," tuturnya.

Periksa anggota keluarga, saksi, hingga CCTV

Ibnu menyampaikan, polisi telah memeriksa istri dan anak korban, saksi dari warga setempat, dan closed circuit television (CCTV).

"Sementara ada 6 orang yang dimintai keterangan, ada istrinya juga termasuk anaknya," bebernya, Jumat.

Selain itu, polisi juga menelusuri CCTV di lokasi kejadian.

Ibnu menerangkan, pihaknya sedang fokus mencari pelaku dan mengungkap motifnya.

Gambaran terduga pelaku

Sementara ini, kata Ibnu, polisi masih sebatas mengetahui cici-ciri terduga pelaku.

"Terduga pembunuh ini memiliki ciri-ciri tinggi besar, memakai kaus hitam, topi hitam, dan menggunakan motor matik," sebutnya.

Berdasar penuturan saksi mata, ada yang melihat terduga pelaku mendatangi ruko tersebut dengan menggunakan sepeda motor matik.

Terduga pelaku terlihat memarkir motornya di dekat TKP.

Dikatakan Ibnu, ada saksi yang melihat terduga pelaku keluar dari dalam ruko.

"Jadi ada saksi karyawan samping toko sempat mendengar teriakan dan rintihan dari dalam ruko korban. Lalu dicek, saat itu kondisi pintu harmonika terbuka sekitar 30 sentimeter, ada bercak-bercak darah," paparnya.

Sejumlah warga yang berdekatan dengan ruko milik pengusaha air minum tersebut mengaku sempat mendengar teriakan.

"Itu kan pas sudah subuh. Ternyata betul teriakan itu, bukan saya saja yang dengar. Pak Chandra (penjual bensin eceran) juga dengar," jelas Eni (49).

Kala itu, Eni tak merasa curiga dengan teriakan tersebut.

Widodo, warga yang rumahnya bersebelahan dengan ruko, mengaku melihat bercak darah di lantai ruko, tepatnya di pintu pagar ruko.

Dia melihat ceceran darah itu dari lantai dua rumahnya.

Akan tetapi, Widodo tidak berani mendekat. Ia memilih untuk melaporkan hal itu kepada ketua RT setempat.

"Saya tidak berani mendekat apalagi masuk, langsung lapor sama pak RT," ujarnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Surabaya, Muchlis | Editor: Andi Hartik, Priska Sari Pratiwi, Pythag Kurniati), Surya.co.id

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/08/095220478/misteri-tewasnya-pengusaha-air-minum-isi-ulang-di-surabaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke