Salin Artikel

Akses Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Pulih, Begini Kesepakatannya hingga Demonstran Mau Bubar

Ratusan truk milik sopir yang berdemonstrasi bergerak pukul 17.40 WIB.

Secara berangsur-angsur jalan di depan pelabuhan yang mulanya tertutup kini bisa dilewati.

Lancar 30 menit setelah aksi demonstrasi

Kabag Ops Polresta Banyuwangi, Kompol Agung Setyo Budi mengatakan, lalu lintas di depan Pelabuhan Ketapang kembali lancar sekitar 30 menit setelah aksi demonstrasi selesai.

Pihaknya melakukan normalisasi jalan dengan memanfaatkan jalur lingkar barat Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi.

"Dan kita urai untuk kegiatan normalisasi pada lalu lintas ini. Insyaallah setengah jam lagi lancar. Ini buktinya mobil sudah bisa masuk (pelabuhan)," kata Agung, Senin.

Jalur lingkar barat Desa Ketapang, sebelumnya juga dimanfaatkan dalam rekayasa lalu lintas ketika demonstrasi berlangsung lebih dari 5 jam di pelabuhan.

Saat demonstrasi berjalan, akses keluar dan masuk kendaraan di pelabuhan dialihkan ke pintu Pelabuhan LCM.

Dia mengatakan truk-truk besar milik para demonstran saat ini dipindahkan ke Terminal Sritanjung, Kabupaten Banyuwangi.

Diizinkan memarkir truk di Terminal Sritanjung menjadi salah satu kesepakatan sehingga demonstran bersedia membubarkan diri.


Sejumlah kesepakatan

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi V, Sumail Abdullah mencapai kesepakatan dengan para demonstran hingga mereka bersedia membubarkan diri.

Selain diizinkan memarkir truk di Terminal Sritanjung, dalam kesepakatan itu, mereka dijanjikan bertemu Dirjen Perhubungan Darat dari Kementerian Perhubungan di Pelabuhan Ketapang, Selasa (4/1/2012).

"Besok kita akan duduk bersama, saya minta bapak ibu mau berembug dengan kepala dingin," kata Sumail, Senin.

Dia mengatakan pertemuan itu akan digelar, bersamaan dengan acara lain yang telah diagendakan sebelumnya.

Yakni acara penyerahan piagam penghargaan DPR RI kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Wangi, terkait pelaksanaan penyeberangan selama perayaan Natal dan tahun baru (Nataru).

Di sisi lain, demonstran memilih bertahan di Terminal Sritanjung dengan tujuan akan menyelenggarakan unjuk rasa kembali bila nantinya belum mendapatkan solusi.

Sebelumnya diberitakan ratusan truk sengaja diparkir di jalan depan Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (3/1/2021).

Mereka menuntut truk mereka yang over dimension over load (ODOL) diperbolehkan uji kir sebagaimana dilaksanakan sebelumnya, yang hal itu dilarang merujuk Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/03/202812978/akses-pelabuhan-ketapang-banyuwangi-pulih-begini-kesepakatannya-hingga

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com