Salin Artikel

2 Siswa yang Meninggal di Jombang Bukan karena Vaksinasi, Ini Penjelasan Komda KIPI

Mereka adalah Muhammad Bayu Setiawan (12), murid SN Gedangan Mojowarno dan Naura Sabrina Galiyah (9), murid SN Catagayam 1 Mojowarno.

Bayu merupakan anak kedua dari pasangan Kaswan-Miyatin. Keluarga ini tinggal di Dusun Bendungrejo, Desa Jogoroto, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang.

Siswa kelas 6 SDN Gedangan itu meninggal pada Selasa (28/12/2021) dini hari. Sehari sebelumnya, Bayu menjalani vaksinasi di Puskesmas Mojowarno.

Sementara Naura, merupakan putri pasangan Joko- Marwatun, asal Desa Catakgayam, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, menjalani vaksinasi di sekolahnya pada Selasa (22/12/2021). Sekitar dua hari setelah divaksin, Naura sakit.

Naura sempat dirawat di RSU Jombang sebelum meninggal pada Jumat (31/12/2021).

Bukan Karena Vaksin

Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Kabupaten Jombang, menggelar pertemuan untuk mengevaluasi peristiwa tersebut.

Pertemuan tersebut melibatkan tim vaksinasi dari Puskesmas Mojowarno, Komda KIPI Kabupaten Jombang, serta Komnas KIPI.

Ketua Komda KIPI Jombang Soewarsi Retnowati mengatakan, pihaknya telah mengaudit pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan petugas Puskesmas Mojowarno.

Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi mulai dari proses screening sebelum vaksinasi hingga tahap penyuntikan dosis vaksin sudah dilakukan sesuai prosedur yang ditetapkan.

Dari hasil audit, disimpulkan bahwa vaksinasi bukan penyebab kematian dua siswa SD tersebut.

Menurut Soewarsi, meski bukan karena vaksinasi, pihaknya kesulitan menemukan penyebab utama kematian Bayu. 

Bayu menjalani vaksinasi pada Senin (27/12/2021) pagi. Pada tengah malam, anak itu demam dan muntah, lalu meninggal pada Selasa (28/12/2021) sekitar pukul 04.00 WIB.

"Kalau yang (Bayu) Setiawan, karena dia dibawa orangtuanya sudah dalam kondisi meninggal, sehingga kita tidak bisa mengevaluasi ini karena apa," kata Soewarsi, di RSUD Jombang, Senin (3/1/2022).


Adapun penyebab kematian Naura, siswi kelas 4 SD Catakgayam 1, hasil audit Komda KIPI juga menyatakan tidak disebabkan oleh vaksin.

Naura meninggal pada Jumat setelah sempat menjalani perawatan intensif di RSUD Jombang.

Anak itu menjalani vaksinasi serentak di sekolah yang ditangani petugas vaksinasi dari Puskesmas Mojowarno, Selasa (22/12/2021).

Sekitar dua hari usai vaksin, Naura sakit hingga dirujuk ke RSUD Jombang. 

"Dari hasil diskusi, disimpulkan bahwa tidak ada hubungan dengan vaksinasi, karena beberapa gejala hasil lab kita ketahui adanya infeksi, kita duga adanya pendarahan di pencernaan," ujar Soewarsi.

Selain dua anak yang meninggal itu, terdapat dua anak lain di Kecamatan Mojowarno jatuh sakit hingga harus dirawat di rumah sakit.

Seorang anak tersebut menjalani vaksinasi di Puskesmas Mojowarno, sedangkan satu anak lainnya di Puskesmas Japanan.

Soewarsi menjelaskan, kondisi keduanya sudah membaik dan stabil dan segera diizinkan pulang dari rumah sakit.

Vaksinasi Jalan Terus

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang Budi Nugroho mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pelayanan vaksinasi anak-anak, meski dalam sepekan terakhir muncul kasus kematian anak setelah menjalani vaksinasi.

"Seperti yang disampaikan oleh dokter Soewarsi tadi, vaksinasi jalan terus," kata Budi di RSUD Jombang, Senin (3/1/2022).

Mengantisipasi agar kasus sebelumnya tidak terulang, pihaknya akan lebih responsif saat muncul keluhan usai penyuntikan dosis vaksin.

"Secara internal kami juga lebih siap siaga. Kami akan meningkatkan edukasi ke masyarakat, akan lebih cepat merespon ketika ada keluhan yang mengarah pada kasus-kasus seperti sebelumnya," ujar Budi.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/03/175154578/2-siswa-yang-meninggal-di-jombang-bukan-karena-vaksinasi-ini-penjelasan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com