Salin Artikel

Ditipu Rp 1 Juta oleh Orang yang Bawa Kabur Kambingnya, Mbah Katimin Dapat Bantuan Puluhan Juta Rupiah

Seseorang yang berpura-pura sebagai pembeli membawa kabur kambingnya.

Mbah Katimin dijanjikan Rp 1 juta untuk pembayaran kambing.

Namun, usai membawa kambing Mbah Katimin, orang tersebut menghilang.

Rupanya kisah Mbah Katimin membuat warganet tergerak hatinya untuk membantu hingga diperoleh dana sekitar Rp 10 juta.

Fatimah yang merupakan seorang bidan di sebuah puskesmas di Blitar, mengumpulkan orang-orang baik melalui grup WhatsApp.

Selama dua hari penggalangan, donasi yang dikumpulkan mencapai Rp 10,7 juta.

Dari donasi yang terkumpul itu, kata Fatimah, sesuai kesepakatan kelompoknya, akan didistribusikan langsung dengan datang ke rumah Mbah Katimin pada hari Minggu (2/1/2022).

Selain karena merasa iba, Fatimah mengaku ada ikatan kedaerahan karena sama-sama berasal dari Kediri.

"Saya aslinya Desa Namba'an, Kecamatan Ringinrejo, Kediri. Desa saya itu tidak jauh dari tempat tinggal Mbah Katimin," ungkap Fatimah.

Kisah Mbah Katimin banyak dibagikan oleh netizen di Facebook. Salah satunya di grup Wong-wong Ngadiluwih.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar sebulan yang lalu. Saat itu Katimin membawa anak kambingnya ke pasar hewan di Ngadiluwih.

Dalam unggahannya, disebutkan bahwa Mbah Katimin bingung mencari orang yang membawa kambingnya.

Orang yang diduga makelar tersebut menjanjikan akan memberikan uang Rp 1 juta kepada Katimin.

"Tapi uangnya belum dikasihkan. Hanya dijanjikan saja dan disuruh nunggu," ujar Koordinator Divisi Peduli Wong-wong Ngadiluwih, Toma Rochmat Buana yang telah mengunjungi rumah Mbah Katimin.

Hingga pasar bubar di hari itu, kakek tersebut tidak kunjung menemukan sosok pembeli yang membawa kabur kambingnya.

Namun Mbah Katimin tetap tidak bertemu dengan pembeli tersebut.

"Jadi Mbah Katimin sudah beberapa kali ke pasar untuk mencari pembelinya itu," Toma menambahkan.

Dari situlah, menurut Toma, kemudian ada warga yang kasihan dan mengangkat kisah Katimin ke media sosial.

Cek ke rumah

Kisah kakek yang sudah renta itu lantas membuat netizen iba. Sehingga banyak dari mereka yang melakukan penelusuran untuk mengetahui identitas kakek tersebut.

Berdasarkan penelusuran timnya, terungkap bahwa kakek tersebut adalah Katimin (78), warga Dusun Karanglo, Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih.

"Kami sudah lakukan asesmen di rumahnya," ujar Toma dalam sambungan telepon, Jumat (31/12/2021).

Asesmen dilakukan untuk memastikan bahwa informasi yang beredar itu benar.

Mereka pun turut mengantar bantuan untuk kakek tersebut.

Sosok lansia yang mandiri

Keluarga Mbah Katimin pun angkat bicara mengenai kasus penipuan yang menimpa lansia tersebut.

Cucu Katimin, Deni Pitwanto menuturkan, selama ini sang kakek hanya tinggal berdua bersama neneknya.

Katimin memiliki lima orang anak dan telah tinggal di rumah masing-masing.

Menurut Deni, Katimin adalah sosok lansia yang mandiri dan tak ingin merepotkan orang lain.

Sehingga Katimin memelihara kambing untuk mengisi aktivitas hariannya.

"Kambingnya ada empat. Jadi setiap hari ya sibuk ngarit itu, cari pakan kambing," tutur Deni, Jumat (31/12/2021).

Dia pun menyampaikan apresiasi pada para pihak yang peduli dengan kakeknya.

"Kami berterima kasih banyak orang yang datang ke rumah," kata dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim)

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/03/060000478/ditipu-rp-1-juta-oleh-orang-yang-bawa-kabur-kambingnya-mbah-katimin-dapat

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com