Salin Artikel

Pasien Omicron Asal Surabaya Sempat Tinggal 6 Hari di Bali, Kunjungi Sejumlah Obyek Wisata

Mengutip keterangan resmi Kementerian Kesehatan, ada dua warga yang terjangkit Covid-19 varian Omicron.

“Yang terbaru adalah dua orang warga Surabaya, diketahui keduanya habis berlibur ke Pulau Bali bersama keluarga besar," ujar Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi, Minggu (2/1/2022).

6 hari berada di Bali

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Ketut Suarjaya, mengatakan, pasien asal Surabaya itu datang ke Bali menggunakan jalur darat.

Pasien tersebut berkunjung ke sejumlah tempat di Pulau Dewata pada tanggal 20 hingga 25 Desember 2021.

Di Bali, wisatawan itu bermalam di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung.

"Wisatawan domestik dari Surabaya. Dia (lewat) darat, pakai mobil pribadi dari Surabaya, dia menginap di daerah Sawangan Nusa Dua," kata Suarjaya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/1/2022).

Pihaknya terus berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Jawa Timur, termasuk dengan pasien itu mengenai lokasi mana saja yang dia kunjungi.

"Dia lupa ke mana dan sama siapa saja, yang jelas dia sempat jalan-jalan ke beberapa tempat tapi dia tidak ingat dengan siapa saja bertemu," kata Suarjaya.

"Ke obyek-obyek wisata dia bilang. tapi karena dia sekarang lagi dirawat di rumah sakit, agak susah juga dikontak," lanjutnya.

Suarjaya pun mengaku sedikit kesulitan melacak ke mana saja pasien tersebut berpindah lokasi.

"Dia cuma bilang (ke) tempat wisata, dia tidak merinci dan dia juga tidak tahu siapa yang ditemui, kan tidak kenal. Ini yang agak merepotkan. Tapi dia bilang sudah memakai aplikasi PeduliLindungi," jelasnya.

Suarjaya mengaku sudah menerjunkan tim ke lokasi tempat pasien itu menginap selama di Bali.

"Sudah dilakukan tracing pada kontak erat di tempat menginap dan besok dilanjutkan dengan swab PCR," kata Suarjaya.

Namun demikian, Suarjaya belum merinci jumlah orang yang kontak erat dengan pasien tersebut.

"Jumlahnya (yang kontak erat) saya tidak hafal, tapi tim Dinkes sudah ke lokasi (hotel) dan besok di swab PCR," katanya.

"(Dikirim) ke Litbangkes, karena yang kasus ini (warga Surabaya) sudah Omicron kan," tuturnya.

Lebih lanjut, Suarjaya meminta kepda masyarakat untuk sesegera mungkin melapor ke Satgas Covid-19 terdekat jika mengalami gejala seperti Covid-19.

"Sekarang (kasus Covid-19 di Bali) masih landai, semoga tidak ada lonjakan kasus," tuturnya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi membenarkan ada warganya yang terinfeksi Covid-19 varian Omicron.

"Satu (sampel) Omicron yang dari Bali. Jadi ada yang pulang dari Bali, kami (sudah cek)," kata Eri di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Minggu (2/1/2022).

Eri menjelaskan, masuknya kasus varian baru ini ke Surabaya berasal dari kasus luar kota. Menurutnya, sama dengan kasus varian Delta dahulu.

"Tapi kan maneh teko luar kota seng mlebu (tapi yang masuk ini baru datang dari luar kota). Delta kan juga sama kemarin juga datang dari luar kota," kata dia.

Satgas Penanganan Covid-19 Surabaya pun kini melakukan sejumlah upaya. Salah satunya mengisolasi sementara rumah keluarga yang terjangkit.

"Area-area tempatnya kami lakukan blocking, juga untuk tempat-tempat yang lain," tutur Eri.

Eri juga meminta jajarannya melakukan tracing.

Dia pun berpesan pada warga untuk menjaga Kota Surabaya dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan.

"Insya Allah kita tahanlah. Saya titip, warga Surabaya ayok dijogo (prokes) ojok los-losan (warga Surabaya ayo dijaga prokes, jangan kendur)," ujar dia.

Khofifah meminta masyarakat tidak panik merespons kabar terdeteksinya varian baru itu di Surabaya.

"Kita tidak boleh panik, tapi yang terpenting harus waspada dengan cara memperketat protokol kesehatan," ujar Khofifah melalui keterangan tertulis, Minggu (2/1/2022).

Gubernur mengharapkan semua pihak menjalankan vaksinasi untuk menghindari lonjakan kasus.

"Warga Jatim yang belum mendapatkan dua kali vaksin, apalagi yang sama sekali belum divaksin segeralah mendatangi fasilitas-fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin," kata dia.

Dia pun meminta jajarannya mengawasi tingkat penularan agar berada di bawah angka satu persen.

"Mempertahankan jumlah kasus aktif agar tetap rendah, tingkat penularan juga terus diawasi agar bertahan di bawah angka satu persen dan jangan sampai terjadi lonjakan kasus," kata dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bali, Ach. Fawaidi, Kontributor Surabaya, Ghinan Salman, Achmad Faizal | Editor: Andi Hartik)

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/03/051000278/pasien-omicron-asal-surabaya-sempat-tinggal-6-hari-di-bali-kunjungi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com