Salin Artikel

Cerita Sherly Lembono, Ibu Muda Asal Surabaya yang Rela Donasikan ASI ke Panti Asuhan

SURABAYA, KOMPAS.com - Sherly Lembono (27), seorang ibu muda di Surabaya, Jawa Timur, rela berbagi air susu ibu (ASI) pada anak-anak di Panti Asuhan Pondok Hayat Surabaya.

Sherly melakukan donasi ASI, setelah anaknya yang berusia 1,5 tahun sudah tak mengonsumsi ASI darinya.

Sehingga, ia membagikan hasil ASI yang sudah ia pompa.

Sejak dikaruniai anak laki-laki pada 12 Desember 2019, setahun kemudian ia mendonasikan ASI kepada anak-anak yang membutuhkan.

Selain memberi donasi ASI di Panti Asuhan Pondok Hayat Surabaya, Sherly juga mendonasikan ASI kepada perorangan.

"Kalau donasi ASI aku sudah mulai tahun lalu. Waktu anak ku lahiran 2019, setahun kemudian, aku mulai donasi ASI. Donasi ASI dilakukan rutin setiap bulan, namun untuk sekarang ini kadang-kadang donasi langsung ke orang pribadi," kata Sherly kepada Kompas.com, belum lama ini.

Menurut dia, setiap kali mendonasikan ASI bisa mencapai 400 pcs, bahkan pernah mencapai boks-boksan.

Ia juga mengajak sejumlah ibu-ibu muda yang memiliki kelebihan ASI untuk ikut mendonasikan ASI-nya kepada orang yang membutuhkan.

"Saya juga selalu memotivasi kepada ibu-ibu yang berlebih juga ASI-nya untuk menyumbangkan ASI ke panti asuhan. Aku juga menyarankan kepada mereka untuk open direct Instagram, donasi di mana," ujar dia.

Ia mengaku juga sering membagikan tips bagaimana menyimpan ASI yang sudah dipompa. Termasuk bagaimana ASI bisa melimpah.

"Dan bagi yang ASI-nya kurang juga sering tanya ke aku bagaimana tipsnya supaya ASI-nya banyak, cara simpan ASI, kelola ASI, dan tanya mitos dan fakta tentang ASI. Jadi, sering berbagi dan kayak banyak orang yang tanya-tanya," kata dia.

Ia menyebut, lemari pendingin untuk penyimpanan ASI bisa dikatakan khusus.

Karena, jika menggunakan lemari pendingin biasa, maka ASI hanya bertahan cuma 6 bulan saja.

"Kalau disimpan di lemari pendingin khusus bisa sampai satu tahun, dan kalau lemari pendingin yang biasa maksimal bisa menyimpan hingga enam bulan," kata Sherly.

Ia melanjutkan, saat pumping ASI, lemari pendingin miliknya sudah penuh dengan ASI hanya dalam kurun waktu satu bulan saja.

Karena ASI-nya melimpah dan stok yang ada di kulkas terus bertambah, ia kemudian mulai mendonasikan  ASI-nya ke panti asuhan.

"Akhirnya aku inisiatif tanya-tanya dan cari info dan ternyata bisa sumbang ASI ke panti asuhan Pondok Hayat Surabaya," ucap Sherly.

Sherly menyarankan pada ibu-ibu muda lainnya, untuk melakukan pumping ASI pada waktu subuh.

Karena pada saat subuh, ASI cukup melimpah. Terlebih lagi, saat pertama kali seorang ibu menyusui.

Ketika pumping dilakukan di pagi hari, para ibu tak akan takut kehabisan stok ASI untuk putra-putri mereka.

Sherly sendiri melakukan pumping ASI-nya sebanyak 12 kali dalam sehari, sehingga anaknya tak kekurangan stok.

Karena produksi ASI-nya banyak, ia bersedia mendonasikan ASI-nya kepada panti asuhan dan orang yang membutuhkan.

Terlebih lagi saat anaknya berusia enam bulan dan sudah mengonsumsi makanan pendamping ASI, stok ASI-nya pun berlebih dan melimpah.

Di sanalah ide untuk menyumbangkan ASI ke Panti Asuhan tercipta.

"Kalau sudah seperti aku, sudah satu tahun lebih, boleh dikurangi, habis dua jam jadi tiga hingga enam jam sekali. Intinya lebih sesempat mungkin, karena ibarat orang sudah bangun fondasi rumah harus kuat. Meskipun enam jam sekali aku masih bisa mengeluarkan ASI sampai satu liter," ucap Sherly.

Perempuan kelahiran 14 Oktober 1994 ini menyarankan agar para ibu muda rajin mengonsumsi makanan berprotein tinggi, di antaranya sayur-mayur, daging, dan kacang-kacangan.

Ia juga memberikan saran agar para ibu untuk melakukan istirahat yang cukup, karena kuantitas dan kualitas ASI juga tergantung dari vitalitas para ibu menyusui.

"Istirahat cukup dan tidak boleh banyak pikiran, tidak boleh capek. Karena itu berpengaruh jumlah kualitas ASI-nya. Mengurangi banyak hormon dan banyak istirahat. Meskipun sering pompa, tapi kurang istirahat jadinya tidak banyak juga ASI yang keluar," kata dia.

Karena itu, ia juga menyarankan bagi seorang ibu untuk tetap berolahraga.

Jika seorang ibu mengalami kelelahan secara fisik dan mental, hal itu bisa menyebabkan kuantitas dan kualitas ASI menurun.

Selain itu, seorang ibu yang menyusui juga tidak memeras otaknya hingga mengalami stres. Terlebih lagi, jika mereka memikirkan berat badannya.

"Olahraga juga perlu kalau ada waktu. Tapi, kuncinya yang paling penting adalah rutin pumping, istirahat cukup dan tidur cukup, tidak boleh banyak pikiran dan makan secukupnya," kata dia.

Untuk mengurangi kerja yang cukup berat, Sherly menyarankan para ibu muda untuk bekerja ringan, seperti yang ia lakukan saat pertama kalinya ia menyusui.

"Tapi, tidak boleh diet juga, karena kalau habis melahirkan itu pinginnya badannya kurus, seiring berjalannya waktu nanti kurus-kurus sendiri kok," tutur dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2021/11/09/111903478/cerita-sherly-lembono-ibu-muda-asal-surabaya-yang-rela-donasikan-asi-ke

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke