Salin Artikel

Waktu Mau Berlayar Serda Diyut Bilang "Minta Doanya Ya", Istri: Itu Berkali-kali, Tidak Biasanya...

Helen menceritakan, Serda Diyut sempat pulang ke rumahnya di Jalan Salah, Kelurahan Taman, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Kamis (14/4/2021).

Pada Minggu (18/4/2021) malam, Serda Diyut kembali ke Surabaya. Helen mengantar suaminya itu ke terminal.

Di terminal, sang suami sempat menyampaikan firasat tak enak dalam pelayaran kali ini. Sebagai istri, Helen meyakinkan suaminya.

Ia meminta Serda Diyut tetap menjalankan tugas yang telah diberikan.

"Kemarin waktu mau layar itu cuma bilang, minta doanya, ya, Nda. Itu diucapkan berkali-kali oleh Pak Diyut sebelum berangkat dan tidak biasanya dia seperti itu," kata Helen seperti dikutip dari Antara, Kamis (22/4/2021).

Sempat kirim pesan untuk membangunkan sahur

Helen terakhir kali berkomunikasi dengan suaminya pada Selasa (20/4/2021) sekitar pukul 22.00 WIB.

Pada Rabu (21/4/2021) dini hari, Helen hendak membangunkan suaminya untuk sahur.

Namun, pesan WhatsApp yang dikirimnya tak masuk ke ponsel sang suami.

"Rabu dini hari mau bangunin sahur dengan kirim pesan WA sudah centang satu. Setelah itu, dapat kabar jika KRI Nanggala dilaporkan hilang," katanya.


Helen berharap, suaminya dan para awak kapal selam KRI Nanggala-402 bisa ditemukan dengan selamat.

"Harapan sekaligus doa saya, juga mohon doanya kepada teman-teman Pak Diyut di seluruh Indonesia, semoga KRI Nanggala-402, Pak Diyut dan kru ABK semuanya cepat ditemukan selamat dan semuanya sehat," kata Helen.

Keluarga mengenal Serda Diyut sebagai sosok laki-laki penyayang. Ia juga dikenal patuh kepada orangtuanya.

Setiap kali hendak berlayar, Serda Diyut sering menyempatkan diri untuk sungkem kepada ibunya yang tinggal di Gang Menco, Kelurahan Nambangan Lor, Kota Madiun.

Serda Diyut memiliki dua anak, yakni seorang perempuan berusia 11 tahun dan laki-laki usia lima tahun.

Sebelumnya, Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad mengatakan, sebanyak lima KRI dan satu helikopter diterjunkan untuk pencaran KRI Nanggala-402.

Lebih dari 400 personel terlibat dalam pencarian kapal selam buatan Jerman tersebut.

KRI Nanggala-402 merupakan salah satu kapal selam yang resmi menjadi bagian dari alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia pada 1981. Kapal selam yang dibuat di Jerman pada 1977 itu diterima TNI AL pada 1981.

KRI Nanggala-402 diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali. Kapal selam berpenumpang 53 personil tersebut sedang mengadakan latihan menembak torpedo.

https://surabaya.kompas.com/read/2021/04/23/043500678/waktu-mau-berlayar-serda-diyut-bilang-minta-doanya-ya-istri--itu-berkali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke