Salin Artikel

Cerita Ara Bocah 7 Tahun Hilang di Surabaya, Dibawa Kabur Tante Diduga karena Konflik Keluarga

Setelah dilakukan pencarian selama lima hari, akhirnya Ara bertemu lagi dengan orang tuanya pada Sabtu (27/3/2021).

Ia ditemukan di Pasuruan. Setelah diusut, Ara ternyata dibawa tanpa seizin orangtuanya oleh sang tante, Hamidah (35) warga Kedung Tarikan, Surabaya.

Untuk melancarkan aksinya, Hamidah mengajak suami sirinya Oky Ary Aprilianto (34) warga Imam Bonjol, Pasuruan.

Diduga Ara dibawa kabur tantenya karena konflik internal keluarga.

Kasus hilangnya Ara sempat menjadi perhatian publik di media sosial. Tak hanya polisi. Anggota karang taruna hingga pecinta sepak bola Persebaya juga ikut mencari Ara.

Mereka menyebar puluhan poster berisi info anak hilang dengan foto Ara serta ciri-cirinya hingga nomor telepon keluarga.

Dibantu Linmas dan petugas kepolisian, mereka menempel poster di sejumlah titik termasuk di SPBU, minimarket, Jembatan Merah Plaza, terminal hingga kawasan Taman Teratai.

Seperti biasa setelah pelajaran daring, Ara bermain bersama kakaknya dan pulang pukul 10.00 WIB.

Hari itu sang kakak pulang sendirian dan mengatakan kepada orang tuanya jika Ara masih ingin bermain.

Orang tua Ara pun menunggu hingga jelang adzan Dhuhur, namun Ara tak kunjung pulang. Bahkan menjelang adzan Ashar, bocah berusia 7 tahun tersebut tak terlihat keberadaannya.

Orang tua pun mulai panik dan melapor ke polisi yang langsung berkoordinasi dengan tetangga, kerabat, saudara hingga jajaran pemerintah kecamatan.

Polisi juga memerika CCTV yang ada di lokasi jalan dan tempat Ara bermain.

Lalu mereka mengajak Ara untuk potong rambut sebeum akhirnya dibawa ke Pasuruan.

"Salah satu tersangka ini merupakan kerabat dari korban. Persoalnnya adalah konflik keluarga," kataKapolrestabes Surabaya, Kombes Pol J.E. Isir, Sabtu (27/3/2021).'

Ara dibawa kedua pelaku ke Pasuruan menggunakan motor Honda Genio warna hitam.

Saat berada di rumah Oky, polisi menyebut tak ada unsur kekerasan yang dilakukan kedua pelaku tersbeut kepada Ara.

Hanya saja Ara dilarang menghubungi orangtuanya.

"Sejauh pemeriksaan memang belum ada tanda kekerasan yang dilakukan. Namun korban tidak diperbolehkan menghubungi orang tuanya," imbuhnya.

Sementara itu, menurut Ketua RW 09, Kelurahan Tambaksari Imam Besari, dari informasi yang ia dapat, Ara ditemukan di Pasuruan pada pukul 2 dini hari.

Mendengarkan kabar tersebut, Imam mengaku pihak keluarga dan tetangga merasa lega.

Setelah ditemukan, Ara langsung berkomunikasi dengan ibunya, Safrina melalui video call. Bukan hanya keluarga, kepulangan Ara juga dinanti oleh warga dan para tetangga.

Mereka memadati rumah Ara di Karangganyam Gang 1, Kelurahan Tambaksari pada Sabtu (27/3/2021).

Untuk menghindari kerumunan, Linmas Kelurahan Tambaksari menyemprot disinfektan di sekitar lokasi pemukiman.

Petugas juga menghimbau agar warga tetap memakai masker.

Meski konflik yang melibatkan internal keluarga, aksi membawa kabur Ara itu tidak bisa lepas dari konsekuensi hukum.

"Meskipun ini melibatkan anggota keluarga, tentu ada konsekuensi hukum telah membawa kabur orang selama lebih dari 1x24 jam," tegasnya.

Disinggung apakah dalam penculikan itu Ara diperlakukan dengan baik, Hartoyo masih tengah melakukan pemeriksaan intensif.

"Unit PPA saat ini tengah melalukan pemeriksaan. Apakah kemudian ada tanda kekerasan baik fisik maupun psikis. Kami masih dalami," tandasnya.

Pelaku pun terancam Pasal 83 Jo 76F Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Mereka terancam hukuman 3 tahun dan maksimal 15 tahun penjara.

Persoalan ini, kata dia, berkaitan dengan konflik dalam keluarga.

"Tadi setelah saya tanyakan langsung, adik Ara kalau pergi dengan orang lain? Jawabnya enggak. Adik Ara kalau pergi dengan orang lain pasti izin dulu dengan ayah dan ibunya. Tapi karena yang mengajak adalah keluarga, dan adik Ara ini kenal, maka (dia) ikut," ungkap Eri.

"Karena kejadian keluarga ini, konflik internal keluarga ini yang akhirnya menyebabkan adik Ara harus berpisah sementara dengan ayah dan ibunya," tutur dia.

Pascainsiden tersebut, Pemkot Surabaya tetap memberikan pendampingan pada Ara dan kedua orangtuanya.

"Tapi Insya Allah, ketika saya ajak ngobrol adik Ara ini menyampaikannya dengan lugas. Tidak ada rasa takut, tidak ada rasa khawatir, tidak ada rasa trauma. Tapi kita tetap melakukan pendampingan. Ini menjadi pembelajaran kita ke depan," kata dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ghinan Salman | Editor : Khairina), Surya.co.id

https://surabaya.kompas.com/read/2021/03/28/152500878/cerita-ara-bocah-7-tahun-hilang-di-surabaya-dibawa-kabur-tante-diduga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke