Salin Artikel

Dua Siswi Ini Ciptakan Arus Listrik dari Limbah Pembuatan Tempe

GRESIK, KOMPAS.com - Kendati pandemi Covid-19, tidak menyurutkan Citra Nur Ma'rifah (14) dan Rizkya Ramadhani (14) dua siswi kelas VIII Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nahdlatul Ulama (NU) Trate untuk berkarya.

Mereka berdua berhasil menemukan adanya arus listrik dari limbah pembuatan tempe yang berasal dari fermentasi kedelai.

Setelah melakukan riset selama Juli hingga November 2021 kemarin, kedua siswi tersebut berhasil menemukan adanya energi terbarukan berupa arus listrik dari limbah pembuatan tempe, yang selama ini tidak pernah dibayangkan oleh banyak orang dan kerap dibuang begitu saja usai proses produksi.

"Ide awal itu muncul, setelah kami melihat banyak industri pembuatan tempe di sekitar rumah dan sekolah, yang biasa membuang limbah tempe itu begitu saja," ujar Citra, saat ditemui awak media di MTs NU Trate, Rabu (10/3/2021).

Limbah pembuatan tempe lantas diolah melalui beberapa langkah, salah satunya dengan mencampurkan air.

Untuk 300 mililiter limbah pembuatan tempe, dicampurkan air sekitar 1 liter, guna mendapatkan listrik bertegangan 3,42 volt dengan arus 13,50 miliampere.

Dari uji coba yang dilakukan kedua siswi tersebut, mampu menghidupkan lampu LED sekitar 3 jam.

Oleh Citra dan Rizkya, temuan ini kemudian dinamakan Biobaterai, kendati mereka menyadari bila temuan ini masih membutuhkan beberapa penyempurnaan agar dapat sesuai harapan.


"Selain kabel sebagai penghantar, kami juga gunakan lempengan besi dan tembaga yang berfungsi sebagai elektroda positif dan negatif," ucap dia.

Sementara, Faiq Rofiqi selaku guru pembimbing kedua siswi tersebut mengaku, cukup bangga dengan apa yang dilakukan oleh anak didiknya.

Terlebih, hasil inovasi tersebut sempat dikukuhkan menjadi juara pertama dalam lomba karya ilmiah yang diselenggarakan oleh Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Lamongan beberapa waktu lalu.

"Kami cukup mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh para siswa. Pihak sekolah juga sangat mendukung riset yang dilakukan para siswa, mulai dari penyediaan sarana maupun prasarana pendukung," kata Faiq.

Ia berharap, hasil inovasi kedua siswi ini dapat dilanjutkan oleh para peneliti yang lebih mumpuni, sehingga dapat dimanfaatkan secara luas bagi keperluan dan kesejahteraan masyarakat dalam rangka memberikan energi terbarukan pada dunia pembangkit listrik.

"Kami juga berharap, penemuan kedua siswi ini dapat dilanjutkan oleh para peneliti lain jika limbah tempe dapat menghasilkan listrik, supaya dapat menghasilkan energi terbarukan dan tidak sekedar mengandalkan sumber daya alam yang kian menipis jumlahnya," tutur Faiq.

https://surabaya.kompas.com/read/2021/03/10/133138378/dua-siswi-ini-ciptakan-arus-listrik-dari-limbah-pembuatan-tempe

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com