Salin Artikel

Mencicipi Semangkuk Soto Seharga Rp 1.000 di Kota Madiun

Kakak beradik itu menjual semangkuk soto ayam dengan harga hanya Rp 1.000. Padahal rata-rata semangkun soto paling murah dijual di atas Rp 5.000 per porsi.

Satu porsi soto berisi nasi dengan kuah soto serta suwiran ayam dan potongan kubis. Jika suka pedas, pelanggan bisa menambahkan sambal yang telah disediakan.

Selan soto, mereka juga menjual sate usus, tempe goreng, dan minuman hangat. Harga yang mereka patok sama yakni Rp 1.000. Pelanggaan yang datang, biasanya hanya menghabiskan uang tak lebih dari Rp 5.000 per orang.

Mereka membuka lapak sederhana sejak dua lalu di depan SMAN 6 Kota Madiun tepatnya di Jalan Suhud Nosingo.

Warung soto mereka diberi nama Sewu Mawon yang artinya seribu saja. Warung tersebut buka setiap hari mulai pukul 06.00 WIB hingga 11.00 WIB.

Kasman salah satu pelanggan mengaku cita rasa soto tersebut cukup enak walaupun harganya super murah.

Pria yang tinggal di Jalan Bali, Madiun tertarik membeli soto super murah tersebut setelah mendapatkan informasi dari rekannya.

Dengan mengeluarkan uang Rp 3.000, ia sudah mendapatkan sarapan mudah di pagi hari. Padahal di Madiun, uang Rp 3.000 hanya cukup untuk membeli satu gelas teh hangat.

“Setelah saya buktikan memang benar-benar murah. Keberadaan warung soto ini memang cocok untuk masyarakat kecil yang kesusahan di masa pandemi saat ini,” ujar Kasman.

“Kami datang pagi untuk menggoreng tempe dan tahu serta racik-racik bahan dan bumbu soto dahulu,” kata Sugianto, Jumat (5/3/2021).

Karena harganya murah, bisanya soto mereka sudah habis sebelum pukul 11.00 WIB.

Sugianto bercerita yang ia lakukan bersama adiknya bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Namun yang terpenting mereka ingin membantu warga yang kesusahan di masa pandemi dengan menyediakan makanan dengan harga yang sangat murah.

Bahkan jika ada pelanggan yang tidak mampu untuk membayar, akan ia gratiskan.

“Kami juga ingin membantu warga yang tidak mampu agar mereka mudah dan murah mendapatkan makanan untuk sarapan di pagi hari. Bahkan kalau ada orang yang tidak mampu kesusahan makan kami undang makan dan tidak usah bayar alias gratis,” kata Sugianto.

Ide makanan murah tersebut berasal dari sang ibu, Sukatmi. Sang ibu memiliki ide agar dua anaknya menjual makanan enak dengan harga yang sangat terjangkau oleh masyarakat.

Sejak saat itu, Sugianto dan adiknya mulai berjualan soto ayan seharga Rp 1.0000. Ia mengaku di awal jualan, tak banyak yang membeli.

Namun setelah sepekan berjualan, pelanggannya mulai berdatangan ke warung lesehahannya.

Pelanggan yang sering menyantap nasi soto di warungnya pun beraneka macam mulai dari pelajar hingga pedagang keliling.

“Pelanggan kami beraneka macam. Ada pelajar, pengayuh becak, petugas kebersihan maupun pedagang keliling,” kata Sugianto.

Meski banyak pelanggan, kakak adik itu menyadari keuntungan berjualan soto semangkuk Rp 1.000 sangatlah kecil.

Untuk itu, keduanya juga berjualan gorengan, sate usus ayam, dan minuman agar mendapatkan sedikit keuntungan.

“Kalau kami berjualan soto semangkuk harga Rp 1.000 hanya balik modal saja alias impas. Keuntungannya dari hasil jual gorengan, sundukan, dan minuman. Omzet kotor dalam sehari berkisar Rp 400.000 hingga Rp 450.000,” ujar Sugianto.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muhlis Al Alawi | Editor : Robertus Belarminus)

https://surabaya.kompas.com/read/2021/03/06/061600078/mencicipi-semangkuk-soto-seharga-rp-1.000-di-kota-madiun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke