NGAWI, KOMPAS.com - Derita stroke yang dialami Tumini (52) di Taiwan, seorang pekerja migran Indonesia asal Desa Teguhan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, membuat keluarganya gelisah.
Keluarga meminta pemerintah membantu agar Tumini segera dipulangkan ke Indonesia setelah kondisinya membaik.
Riana Tika, putri Tumini menyatakan, kondisi ibunya saat ini di Taiwan hanya bisa berbaring dan tidak sadarkan diri. Ia dirawat di salah satu rumah sakit di Taiwan.
Keluarga pun berharap kondisi Tumini segera membaik dan segera dipulangkan ke Tanah Air.
“Kami dari keluarga kini memohon bantuan (pemerintah) agar ibu saya dapat dipulangkan ke tanah air setelah kondisinya membaik. Dengan demikian, ibu saya dapat dirawat lebih lanjut di sini,” ujar Riana, Selasa (18/11/2025).
Baca juga: Menteri P2MI: Orang Berpikir Pekerja Migran adalah Pembantu Rumah Tangga, Ini Paradigma Lama
Menurut Riana, ibunya dirawat intensif di Rumah Sakit Veteran (Roncong Taicung), Taiwan, setelah mengalami pendarahan pada otak atau stroke, sejak Sabtu (8/11/2025).
Sebelum dilarikan ke rumah sakit, Tumini, yang kesehariannya bekerja sebagai perawat di panti jompo di Taiwan itu dikabarkan jatuh saat keluar dari kamar mandi hingga tak sadarkan diri.
"Kami mendapat informasi ibu terjatuh setelah keluar dari kamar mandi. Saat ditemukan, ibu saya dalam kondisi tidak sadarkan diri sehingga langsung dibawa ke rumah sakit,” kata Riana.
Informasi dari pihak rumah sakit di Taiwan, kata Riana, Tumini belum sadarkan diri sejak sepuluh hari yang lalu.
Untuk menjaga Tumini dirawat di rumah sakit Taiwan, keluarga dibantu oleh relawan sesama pekerja migran.
Baca juga: BP3MI Banten Ungkap 2 Kasus Pemalsuan E-PMI, 1 Calon Pekerja Migran Gagal Berangkat
Kepala Desa Teguhan, Supriono, yang dihubungi terpisah, menyatakan bahwa Tumini sudah bekerja di luar negeri selama sepuluh tahun.
Namun, saat ini, kondisi Tumini mengalami sakit stroke dan koma. “Kondisi ibu Tumini saat ini koma karena pembuluh darahnya pecah, seperti stroke," kata Supriono.
Terhadap kejadian itu, Supriono mengatakan, pemerintah desa sudah berupaya menjembatani komunikasi dengan pihak-pihak terkait.
Dari koordinasi itu, diharapkan dapat membantu salah satu warganya itu segera dipulangkan dari Taiwan ke Indonesia.
“Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak agar Tumini dapat segera dipulangkan,” ujar Supriono.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang