Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilang 5 Hari, Nenek di Bangkalan Ditemukan Membusuk Terdampar di Tambak

Kompas.com, 14 November 2025, 06:24 WIB
Yulian Isna Sri Astuti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BANGKALAN, KOMPAS.com - Seorang nenek berusia 80 tahun ditemukan membusuk di sebuah tambak yang berada di Desa Dakiring, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Diduga nenek tersebut terjatuh hingga tenggelam di tempat itu.

Salah satu kerabat korban, Abdul Halim mengatakan, korban yakni Nasuma alias Munawaroh (80) berasal dari Desa Petaonan, Kecamatan Socah, atau berjarak dua kilometer dari lokasi penemuan.

Sejak beberapa tahun terakhir, korban mengalami pikun dan kerap berjalan sendirian ke luar rumah.

"Memang sudah pikun dan suka jalan sendiri tapi setiap hari kami selalu cari dan ajak pulang. Lalu tanpa sepengetahuan kami, tiba-tiba pergi lagi," ungkap Halim, di Bangkalan, Kamis (13/11/2025) kemarin.

Baca juga: Sesosok Mayat Ditemukan di Bekas Parkir Motor di Karawang

Namun, sejak hari Sabtu (8/11/2025) lalu, Nasuma tidak pulang ke rumah. Pihak keluarga sempat mencari namun tak kunjung ditemukan. "Jadi sudah lima hari hilang, kami cari kemana-mana tidak ketemu," sambung dia.

Halim mengaku, selama ini korban tinggal bersama keluarga besarnya. Sedangkan anak-anak kandung Nasuma merantau ke Sorong, Papua, dan suaminya telah meninggal dunia.

"Memang kondisi korban tidak stabil. Beberapa kali tiba-tiba bakar sampah sampai hampir mengenai rumah. Jadi kami selalu larang beliau bawa korek atau senjata tajam," ungkap Halim.

Ia dan keluarganya baru mengetahui keberadaan Nasuma melalui unggahan status di aplikasi WhatsApp tetangganya. Ia terkejut dan langsung menuju ke lokasi.

"Saya tau dari status tetangga. Saya langsung bawa pikap mau membawa jenazah almarhumah, ternyata sudah terlebih dahulu dievakuasi petugas dan dibawa ke rumah sakit," sambung dia.

Baca juga: Mayat Ditemukan Mengambang di Sungai Oya Bantul, Polisi Pastikan Tak Ada Tanda Penganiayaan

Saat ditemukan, korban menggunakan kaos berwarna merah dengan bawahan batik. Pakaian itu, merupakan pakaian terakhir saat korban terlihat oleh keluarga.

Terpisah, Kasi Humas Polres Bangkalan, Ipda Agung Intama membenarkan adanya temuan mayat itu. Ia mengaku, mayat ditemukan terdampar di tengah tambak saat kondisi airnya sedang surut.

"Tadi ditemukan di tengah tambak. Airnya surut jadi korban terlihat di dasar tambak itu," ungkapnya.

Saat ditemukan kondisi Nasuma telah membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap. "Korban sudah dievakuasi ke pemulasaraan jenazah di RSUD Syamrabu Bangkalan untuk dilakukan visum," ungkap dia.

Baca juga: Mayat Ditemukan di Gubuk Kebun di Samarinda, Diduga Meninggal 5 Hari Lalu

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau