Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambulans Bawa Pasien Darurat Dihadang Innova di Tuban, Pengemudi Bersitegang

Kompas.com, 19 September 2025, 21:41 WIB
Hamim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

TUBAN, KOMPAS.com - Dua mobil ambulans yang mengantarkan pasien darurat dihadang sebuah mobil pribadi Toyota Innova di Jalan Raya Parengan-Ponco, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Penghadangan tersebut membuat kedua pengemudi mobil ambulans menghentikan mobilnya di tengah jalan hingga mengakibatkan kemacetan sejenak.

Para pengemudi ambulans merasa geram dan menarik pengemudi mobil Toyota Innova keluar lalu menunjukkan kondisi pasien yang sedang darurat dalam mobil.

Aksi para pengemudi mobil ambulans tersebut pun direkam oleh warga sekitar dan videonya disebarkan melalui media sosial hingga viral.

Baca juga: Hendak Rujuk Pasien, Ambulans dan Mobilio Ditabrak Motor, Pengemudi Motor Tewas

Kapolsek Parengan, Iptu Ramelan mengatakan, penghadangan mobil ambulans yang viral tersebut terjadi di Jalan Raya Parengan-Ponco, sekitar pukul 10.00 WIB, Rabu (17/9/2025).

Saat itu, dua unit mobil ambulans dari Puskesmas Ponco dan Parengan sedang mengangkut korban kecelakaan yang harus dirujuk ke RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.

Dalam perjalanan, dua mobil ambulans yang berjalan beriringan tersebut mendapati mobil truk dan mobil Toyota Innova yang berjalan searah di depannya.

Mendengar sirene ambulans tersebut, mobil truk berusaha menepi untuk memberikan kesempatan iring-iringan mobil ambulans lewat.

Namun, mobil Toyota Innova justru hendak mendahului mobil truk dan mengabaikan mobil ambulans yang membawa pasien di belakangnya.

"Saat mendahului tersebut, ambulans melaju kencang dari belakang hingga terjadi benturan antara mobil Toyota Innova dan mobil ambulans," kata Iptu Ramelan, dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (19/9/2025).

Baca juga: Sopir Ambulans di Pamekasan Lolos PPPK Meski Sudah 4 Bulan Bolos Kerja

Pengemudi mobil Toyota Innova yang tidak terima lalu berusaha mengejar dan mengadang dua mobil ambulans yang melaju kencang membawa korban kecelakaan yang sedang darurat tersebut.

Merasa laju mobilnya dihalangi, kedua pengemudi ambulans berinisiatif berhenti dan mendapati pengemudi mobil Toyota Innova justru marah, dikira tidak membawa korban darurat.

"Kedua pengemudi ambulans pun menarik pengemudi mobil Toyota Innova keluar dan menunjukkan pasien yang dibawanya dalam kondisi darurat," ucapnya.

Saat dilakukan penelusuran oleh pihak kepolisian, ternyata pengemudi mobil Toyota Innova diketahui bernama Hendrik Susanto (39), asal Desa Seranak, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

"Mereka kami panggil untuk mediasi dengan Kepala Puskesmas, dan Alhamdulillah bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Pihak pengemudi mobil Toyota Innova meminta maaf," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau