SUMENEP, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, belum dapat memprediksi kapan status kejadian luar biasa (KLB) campak akan dicabut.
Hal ini disebabkan terus bermunculannya kasus baru campak, sehingga status KLB dinilai belum dapat dihentikan dalam waktu dekat.
“KLB memang menunggu sampai kasus reda,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan P2KB Sumenep, Ellya Fardasyah, Jumat (12/9/2025).
Menurutnya, penurunan kasus menjadi faktor penentu apakah status KLB dapat segera dicabut atau perlu diperpanjang.
Baca juga: Vaksinasi Campak di Sumenep Terhambat Penolakan, Dinkes Ajukan Perpanjang ORI
“Kalau sudah tidak ditemukan lagi (campak) dan penurunan kasus, itu kalau KLB,” tambahnya.
Ellya juga menjelaskan bahwa pelaksanaan vaksinasi massal atau Outbreak Response Immunization (ORI) belum mencapai target yang ditetapkan.
Dari total sasaran 73.969 anak, capaian vaksinasi baru mencapai 56.800 anak atau sekitar 76,8 persen.
Hingga saat ini, masih ada lebih dari 17.000 anak yang belum divaksinasi, yang menjadi tantangan utama bagi pemerintah daerah (Pemkab) untuk segera mengakhiri status KLB.
Dinkes P2KB bahkan telah mengajukan perpanjangan waktu vaksinasi karena belum memenuhi target.
Salah satu penyebab rendahnya capaian vaksinasi adalah adanya penolakan dari sejumlah warga.
Hingga 11 September 2025, jumlah suspek campak di Kabupaten Sumenep tercatat sebanyak 2.782 orang.
Baca juga: Unicef: Kasus Kematian Campak Pamekasan Tertinggi Ke-2 di Jatim Setelah Sumenep
Dari jumlah tersebut, 2.688 pasien telah sembuh, sementara 20 pasien dilaporkan meninggal dunia.
Saat ini, 74 orang, yang mayoritas adalah anak-anak, masih dirawat intensif.
Rinciannya, 23 pasien dirawat di RSUD dr H Moh Anwar, 10 pasien di RSI Kalianget, dan 10 pasien di RSU Sumekar.
Di RSIA Esto Ebhu, RSUD Abuya, dan RS BHC tidak terdapat pasien campak.
Selain itu, 31 pasien masih menjalani perawatan di sejumlah puskesmas.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang