Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prihatin terhadap Pembakaran dan Penjarahan, Mahasiswa Gelar Aksi Damai di DPRD Ngawi

Kompas.com, 2 September 2025, 09:54 WIB
Muhlis Al Alawi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com - Mahasiswa menggelar unjuk rasa damai di depan Gedung DPRD Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin (1/9/2025).

Aksi demonstrasi digelar sebagai bentuk keprihatinan mahasiswa terhadap situasi nasional yang makin rumit dan menimbulkan ketidakpastian dengan adanya pembakaran serta penjarahan.

Pengunjuk rasa yang mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Ngawi ini berasal dari elemen Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan Aliansi Kamisan.

Ketua PMII Ngawi, Abdul Latief mengatakan, aksi yang digelar menjadi bentuk keprihatinan dan tanggung jawab moral mahasiswa untuk menyuarakan aspirasi rakyat dengan kondisi masyarakat yang hidup dalam tekanan ekonomi.

Baca juga: Wali Kota Solo Ikut Bersih-Bersih Usai Ricuh Demo, Kerugian Capai Rp 13,8 Miliar

Menurut mereka, elite di Tanah Air malah tidak memiliki empati sehingga menjadikan publik marah.

“Kami melihat situasi nasional cukup rumit. Banyak kerusuhan, penjarahan, dan pembakaran fasilitas umum yang akhirnya melahirkan korban dari berbagai pihak. Kondisi itu menghidupkan nurani kami untuk menyampaikan aspirasi agar keadaan kembali kondusif dan aman," kata Abdul.

Saat berunjuk rasa di DPRD Kabupaten Ngawi, massa mendesak pemerintah mengambil sikap tegas, solutif, dan bertanggung jawab atas berbagai persoalan bangsa.

Selain itu, mereka mendesak DPR dan pemerintah segera mengesahkan RUU Perampasan Aset sebagai komitmen nyata pemberantasan korupsi.

“Kami juga mengecam segala bentuk provokasi, adu domba, anarkisme, serta kekerasan. Dan kami mendorong lembaga-lembaga independen negara untuk lebih aktif menjalankan tugasnya dalam melindungi hak konstitusional warga negara,” ujar Abdul.

Ketua DPRD Ngawi, Yuwono Kartiko menyampaikan apresiasinya terhadap sikap kritis mahasiswa dan massa pengunjuk rasa yang menyampaikan aspirasi dengan damai.

Baca juga: Klarifikasi Polda Jabar soal Penembakan Gas Air Mata Saat Bubarkan Demo di Unpas dan Unisba

Berbagai tuntutan yang disampaikan mahasiswa akan disampaikan ke partai politik dan lembaga berwenang.

"Mahasiswa di sini peka terhadap kondisi bangsa. Untuk itu, kami sudah menyiapkan kanal melalui fraksi-fraksi DPRD agar meneruskan tuntutannya ke tingkat partai politik dan lembaga berwenang," ucap Yuwono.

Kendati sejumlah poin, seperti pengesahan RUU Perampasan Aset, bukan kewenangan DPRD Kabupaten Ngawi, aspirasi itu akan dikawal dan diteruskan ke pemerintah pusat.

Terhadap aksi yang berjalan aman dan damai, Yuwono menyatakan Kabupaten Ngawi harus tetap menjadi daerah yang ramah dan nyaman.

Untuk itu, Kabupaten Ngawi harus dijauhkan dari provokasi pihak yang ingin menciptakan kekacauan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau