Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan Belum Jelas, Disdik Sumenep Bingung Siapkan Guru Sekolah Rakyat

Kompas.com, 22 Juli 2025, 16:30 WIB
Nur Khalis,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Menjelang dimulainya program Sekolah Rakyat, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengaku belum menerima regulasi teknis terkait penyiapan tenaga pendidik.

"Iya, regulasi teknisnya disdik belum menerima," kata Kepala Disdik Sumenep, Agus Dwi Saputra, Selasa (22/7/2025).

Meski begitu, kata Agus, Disdik telah menyiapkan nama-nama guru yang akan diajukan untuk mengisi posisi di Sekolah Rakyat.

"Kita kan menunggu, kita kan by order ya, begitu nanti ada permintaan kita sudah siapkan semuanya," katanya.

Baca juga: Renovasi Gedung Sekolah Rakyat Dikebut, Pekerja Didatangkan dari Luar Madura

Hingga kini, belum ada petunjuk teknis soal asesmen maupun pendaftaran bagi guru yang menjadi tenaga pendidik di Sekolah Rakyat.

"Guru yang harus mendaftar, daftar apa gitu, pendaftaran saja enggak ada. Makanya pendaftaran apa gitu," kata Agus.

Ia mengatakan, regulasi yang mengatur status guru juga belum tersedia, termasuk soal ASN, PPPK, dan tenaga honorer.

"Karena ketentuannya belum, belum ada, harus ASN, atau PPPK enggak boleh atau apa honorer boleh, belum ada di situ," ujar dia.

Meski serba belum pasti, Disdik tetap menyiapkan  30 guru untuk mengantisipasi jika program Sekolah Rakyat dijalankan tahun ini.

Sebelumnya, Disdik Sumenep membuka peluang bagi guru dari berbagai jenjang untuk bergabung di Sekolah Rakyat.

Baca juga: Sekolah Rakyat di Situbondo Belum Dimulai, Kadisdik: Guru Siap, Muridnya Tidak Ada

Namun, sebagian guru yang diajukan memilih mundur karena aturan program dinilai belum jelas.

"Beberapa guru, yang diajak diskusi, menyatakan belum berani pindah (mengajar), aturannya masih belum jelas," ujar dia.

Agus menyebut, penolakan muncul karena guru khawatir soal status kepegawaian dan tunjangan jika pindah ke Sekolah Rakyat.

"Mereka, kalau pindah ke Sekolah Rakyat, takutnya tunjangan dan status kepegawaian jadi bermasalah," katanya.

Para guru juga khawatir hak yang selama ini diterima bisa berubah atau bahkan hilang saat dipindah tugaskan.

Pada saat bersamaan, renovasi gedung Sekolah Rakyat di Sarana Kegiatan Diklat (SKD) Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terus dikebut.

Baca juga: Belum Ada Jembatan, Sekolah Rakyat di Kota Madiun Baru Beroperasi Tahun Depan

Sesuai rencana, gedung ini akan mulai difungsikan pada awal Agustus 2025, sehingga pengerjaan dipercepat agar selesai tepat waktu.

"Saat ini, progres renovasi telah mencapai sekitar 59 persen dari keseluruhan target yang ditetapkan," kata Rizal A Sidik, penanggung jawab renovasi, Minggu (20/7/2025).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau