Anggota DPRD Banyuwangi Jadi Tersangka Kasus KDRT

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Seorang anggota DPRD Banyuwangi dari Partai Persatuan Pembangunan berinisial SA ditetapkan sebagai tersangka kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Penetapan tersangka tersebut dilakukan setelah Unit Renakta Satuan Reskrim Polresta Banyuwangi melakukan gelar perkara pada minggu lalu setelah memeriksa 12 orang saksi, termasuk para saksi ahli.

"Hasilnya, memang ada peningkatan status yang bersangkutan, terlapor, dari saksi menjadi tersangka," kata Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Komang Yogi Arya Wiguna, Kamis (12/6/2025).

Baca juga: Kapal Cepat Banyuwangi-Denpasar Raih Animo Tinggi dalam Travel Mart 2025

Komang menerangkan bahwa polisi telah mengantongi dua alat bukti yang cukup untuk menjerat SA sebagai tersangka KDRT, salah satunya bukti visum.

Namun, Komang tak dapat merinci hasil visum yang ada pada tubuh korban secara spesifik. Hal tersebut nantinya akan dibuka di persidangan.

"Yang bersangkutan dijerat dengan Pasal 44 ayat (1) atau ayat (4), junto Pasal 5 huruf a Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga," ungkap Komang.

Baca juga: Pengurusan Izin Kapal Cepat Banyuwangi-Denpasar Disebut Rampung

Sebelumnya, SA dilaporkan oleh istrinya, KR, pada Januari lalu ke Polresta Banyuwangi atas dugaan KDRT di rumah mereka di Desa Purwoasri, Kecamatan Tegaldlimo.

SA sebelumnya membantah menjadi pelaku KDRT terhadap istrinya. Bahkan, kuasa hukum SA mengatakan bahwa pelaporan tersebut adalah sebuah jebakan dan ada unsur aroma politik.

"Minggu ini akan kita lakukan pemanggilan sebagai tersangka dan kita mintai keterangan sebagai tersangka," tutup Komang.