LUMAJANG, KOMPAS.com - Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang memastikan, tidak ada praktik booking area di kawasan wisata pendakian Gunung Semeru.
Sebelumnya, ramai di media sosial yang memperlihatkan salah seorang pendaki disuruh pindah area berkemah saat mendaki salah satu gunung di Indonesia, dengan alasan mendapati area perkemahan telah di-booking.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang Yuli Harismawati mengatakan, tidak ada praktik booking area di wisata pendakian Gunung Semeru.
Apalagi, kejadian semacam itu sudah pernah terjadi di Ranu Regulo yang mematok tarif lebih untuk berkemah di salah satu spot kemah.
"Kita sudah belajar banyak dengan kejadian di Ranu Regulo beberapa waktu yang lalu, jadi sekarang ini seharusnya sudah tidak ada lagi praktik nakal seperti area booking dan sebagainya," kata Yuli di kantornya, Rabu (4/6/2025).
Baca juga: Perebutan Lahan Camp di Gunung Diduga Karena Jumlah Pendaki Melebihi Kuota
Menurutnya, praktik seperti itu sudah lebih dulu diantisipasi oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dengan menyediakan jasa pendamping pendakian melalui kelompok pendamping pendakian Gunung Semeru terdaftar (PPGST).
"Kita kan juga sudah menggunakan pendamping, nah mereka nanti tugasnya juga untuk mengawasi dan memastikan selain agar tidak mendaki lebih dari Ranu Kumbolo juga tidak ada praktik seperti di gunung-gunung lain," katanya.
Jalur wisata pendakian Gunung Semeru kembali dibuka mulai Minggu (18/5/2025). Pendakian dibatasi 200 orang per hari dan hanya sampai Ranu Kumbolo.
Selain anggota pecinta alam, para pendaki wajib menggunakan jasa pendamping yang telah disediakan pengelola wisata pendakian Gunung Semeru.
Setiap rombongan yang berisi 2-10 orang wajib menggunakan jasa pendamping dengan tarif Rp 200.000 per hari.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang