NGANJUK, KOMPAS.com – Pertamina Patra Niaga memberikan klarifikasi terkait keluhan sejumlah warga di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, mengenai dugaan kontaminasi air dalam bahan bakar pertalite di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) setempat.
Informasi mengenai dugaan pencampuran air dalam BBM jenis pertalite di SPBU 5464416, yang terletak di Desa Pacekulon, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, mulai menyebar di masyarakat pada Jumat (30/5/2025).
Dugaan kontaminasi ini dilaporkan telah menyebabkan kerusakan pada beberapa kendaraan milik konsumen.
Menanggapi keluhan tersebut, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menjelaskan bahwa kejadian ini pertama kali dilaporkan pada Minggu (18/5/2025) dan ditindaklanjuti pada hari yang sama.
Baca juga: Wakil Bupati Nganjuk Sidak SPBU Pace, Tindaklanjuti Keluhan Pertalite Tercampur Air
Ahad menjelaskan bahwa insiden ini disebabkan oleh kerusakan pada pipa tangki pendam BBM jenis pertalite di SPBU tersebut, yang diperparah oleh hujan, sehingga menyebabkan BBM tercampur air.
"Di hari yang sama, terdapat laporan beberapa konsumen yang sempat melakukan pengisian. Konsumen mendatangi SPBU bersama (polisi) dan telah dilaksanakan proses mediasi,” kata Ahad dalam rilis tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (2/6/2025).
“Pada saat yang sama, SPBU melaksanakan proses cleaning tangki yang disaksikan oleh Polsek, dan kendala sudah terselesaikan pada hari itu juga," tambahnya.
SPBU 5464416 menerima kunjungan dari Wakil Bupati Nganjuk, Trihandy Cahyo Saputro, yang melakukan pengecekan kualitas dan kuantitas BBM.
Kegiatan ini mencakup uji tera, pengukuran suhu, density, serta uji menggunakan "dipstick" dengan pasta air untuk mendeteksi kontaminasi air.
Hasil pengecekan menunjukkan bahwa BBM masih berada dalam rentang toleransi spesifikasi yang ditetapkan oleh pemerintah.
"Dalam proses penyaluran BBM, Pertamina akan terus berupaya menjaga aspek quantity and quality (QQ) produk."
Baca juga: Antrean Panjang Pengisian BBM Pertalite di NTT Dipicu Praktik Pengepul
"Jika terdapat kendala teknis yang kemudian muncul, Pertamina akan berupaya melaksanakan penyelesaian segera demi memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat," ujar Ahad.
Sebelumnya, Wakil Bupati Nganjuk, Trihandy Cahyo Saputro, juga turun tangan menindaklanjuti keluhan masyarakat terkait dugaan pertalite tercampur air di SPBU Desa Pacekulon.
Dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan pada Senin, Mas Handy, sapaan akrab Trihandy, memastikan bahwa masalah tersebut telah teratasi dan enam kendaraan yang terdampak telah menerima ganti rugi dari pihak SPBU.
Menurut Mas Handy, insiden pertalite tercampur air di SPBU Desa Pacekulon disebabkan oleh kerusakan pada delivery valve pump (DVP), yang mengakibatkan air masuk ke dalam tangki pendam saat hujan, sehingga menyebabkan pencampuran dengan BBM.
DVP merupakan katup penyalur pompa di SPBU yang berfungsi mengontrol aliran bahan bakar saat pengisian.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang