LUMAJANG, KOMPAS.com - Dua pria asal Desa Merakan, Kecamatan Padang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terlibat duel carok pada Minggu (23/2/2025) pagi.
Akibat perkelahian tersebut, kedua pelaku, Mari (50) dan Nito Markum (62), tewas setelah mengalami luka sabetan yang parah.
Kapolres Lumajang, AKBP Alex Sandy Siregar, menjelaskan bahwa duel tersebut dipicu perjanjian jual beli di antara keduanya.
Namun, Alex tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai perjanjian jual beli yang menjadi latar belakang konflik antara dua pedagang petai tersebut.
Baca juga: 2 Pedagang Petai Tewas Usai Duel Carok di Lumajang, Dipicu Persaingan Usaha
"Penyebabnya adalah perjanjian jual beli," ungkap Alex di Lumajang pada Senin (24/2/2025).
Sebelum terlibat dalam duel senjata tajam, kedua pria tersebut sempat terlibat adu mulut saat mengendarai sepeda motor secara beriringan.
Menurut Alex, insiden tersebut bermula ketika keduanya mengendarai sepeda motor dari arah rumah mereka di Desa Merakan.
"Sambil berkendara itu, terjadi adu mulut hingga akhirnya pada saat di Desa Tanggung, keduanya saling menabrakkan kendaraan yang dikendarainya hingga terjatuh," ungkapnya.
Kapolres menambahkan bahwa pihak kepolisian telah memeriksa lima orang saksi di lokasi kejadian.
Saksi-saksi tersebut menyatakan bahwa cekcok antara kedua pelaku terjadi saat berkendara, yang berujung pada tabrakan dan jatuhnya mereka.
Alex juga mengungkapkan bahwa setahun sebelum peristiwa ini, kedua pria yang bertetangga tersebut pernah mengalami kesalahpahaman.
Namun, masalah tersebut telah dianggap selesai dan hubungan mereka kembali baik.
Baca juga: Duel Carok Pedagang Petai di Lumajang, Polisi Dalami Motif
"Dulu memang sempat ada masalah, tapi sudah selesai, jadi kami tidak bisa pastikan itu sebagai penyebabnya. Yang pasti, itu motifnya karena cekcok saat berkendara itu," ujar Alex.
Duel carok antara Mari dan Markum terjadi di Desa Tanggung, Kecamatan Padang.
Akibat perkelahian ini, Mari meninggal dunia sesaat setelah tiba di RSUD dr Haryoto Lumajang sekitar pukul 10.00 WIB, dengan luka sobek pada bagian perut sebelah kiri sepanjang 20 sentimeter.
Sementara itu, Nito Markum meninggal tiga jam kemudian di rumah sakit yang sama saat menjalani perawatan intensif, dengan luka bacok pada bagian kepala dan lengan sebelah kiri.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang