MALANG, KOMPAS.com - Kebutuhan elpiji 3 kilogram di wilayah Malang Raya, termasuk Kota Malang, saat bulan Ramadhan 2025 diperkirakan meningkat 4 persen dibandingkan bulan-bulan biasanya.
Area Sales Branch Manager PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Malang, Choerul Anwar, mengatakan, konsumsi elpiji 3 kilogram di masyarakat rata-rata 114 MT atau setara 38.000 tabung setiap hari.
Nantinya, diprediksi selama bulan Ramadhan 2025 akan terjadi peningkatan konsumsi sebesar 4 persen.
"Secara kecukupan wilayah sekarang masih sangat aman. Kita distribusi, juga penyaluran masih sangat normal, dan untuk persiapan Lebaran nanti kita ada penambahan penyaluran sebesar 4 persen," katanya, Minggu (16/2/2025).
Baca juga: Dibongkar 2 Gudang Elpiji Oplosan di Sidoarjo, Modal Rp 72 Ribu Jual Rp 150 Ribu
Dia juga mengingatkan kepada masyarakat bahwa penggunaan elpiji 3 kilogram hanya berlaku bagi golongan rumah tangga, usaha mikro, nelayan, dan petani.
Sedangkan bagi pengusaha besar diimbau menggunakan elpiji non-subsidi.
Pihaknya bersama pemerintah daerah juga secara berkala melakukan pengawasan di masyarakat terkait penggunaan elpiji 3 kilogram.
Baca juga: Gas Elpiji 3 Kg di Pengecer Samarinda Rp 60.000, Masyarakat Menjerit, Pengawasan Lemah
Namun, pihaknya tidak mampu untuk memaksa masyarakat yang tidak berhak menggunakan untuk berhenti.
"Karena kegiatan pengawasan memang tupoksinya Pemda. Kalau kita sendiri memang beberapa ada yang sudah beralih menggunakan non-subsidi, tapi ada juga beberapa yang memang kembali. Nah, sifatnya kita memang tidak bisa memaksakan karena memang belum ada regulasi yang cukup kuat," katanya.
Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita, dan anggota dewan lainnya telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk memastikan pasokan.
Amithya mengatakan, pihaknya sempat khawatir karena mendapat laporan adanya suatu pangkalan di Kecamatan Kedungkandang yang mengalami kekosongan stok elpiji 3 kilogram beberapa waktu lalu.
Namun, hal itu saat ini telah lancar kembali atau tidak ada kendala.
"Sempat kosong di pangkalan, kemudian di pengecer juga sulit sampai harus lintas kelurahan, tapi sudah lancar kembali. Kalau di empat kecamatan yang lainnya relatif stabil," kata Amithya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang