SURABAYA, KOMPAS.com - Komunitas Gerakan Mengajak Sedekah Surabaya alias Geng Gemes, berhasil membantu ratusan anak putus sekolah untuk kembali melanjutkan pendidikannya.
Ketua Yayasan Geng Gemes, Hadi Prayitno mengatakan, niat baik tersebut bermula setelah sekelompok orang bertemu untuk berbincang melalui sebuah aplikasi, sekitar tahun 2016 silam.
"Jumlah orangnya ini silih berganti, jadi enggak pasti. Kami punya hobi sama, datang ke rumah anak yatim piatu terus panti asuhan," kata Hadi, ketika dikonfirmasi, Minggu (26/1/2025).
Lalu, Hadi bersama sejumlah temannya tersebut merasa bosan dengan kegiatan Geng Gemes.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk membagi susu dan buku gratis kepada anak-anak di sekitar rel kereta.
Baca juga: Tekan Angka Putus Sekolah, Pemkab Wonogiri Bagikan Seragam Gratis untuk Belasan Ribu Siswa
"Setelah itu kami berkumpul, ketika itu sekitar tujuh orang sepakat, ya udah kita ke sektor pendidikan. Ketika itu membiayai anak-anak yatim piatu agar mereka bisa bersekolah," ungkap dia.
Hadi mengungkapkan, beberapa orang terdekatnya menganggap ide untuk menyekolahkan anak merupakan hal yang mustahil. Sebab, biaya untuk menempuh pendidikan cukup besar.
"Kata orang-orang, ojok (jangan) sok, pendidikan itu begini-begini banyaklah ketakutannya. Tapi kita terus jalan walaupun banyak sanggahan dari beberapa teman," ujar dia.
Akhirnya, Hadi menemukan sebanyak 20 anak jalanan, yatim piatu, dan putus sekolah untuk didaftarkan.
Ternyata, ucapan sejumlah temannya terkait tingginya biaya pendidikan memang benar.
"Tahun pertama bingung, soalnya ditarget Rp 30 juta, uang dari mana? Untungnya ada donatur, tahun berikutnya tambah ngeri Rp 50 juta, berikutnya Rp 100 juta, terakhir Rp180 juta," ucap dia.
Baca juga: Babas Si Remaja Disabilitas yang Buka Jalan buat Ambulans Putus Sekolah karena Lawan Perundungan
"Itu daftar ulang saja, itu bukan bulanannya. Apa pun yang dibutuhkan, Geng Gemes Insha Allah akan berikan, yang penting dia mau sekolah. Kecuali makan karena itu urusan keluarganya," tambah dia.
Saat ini, kata Hadi, Geng Gemes sudah berhasil menyambung pendidikan sebanyak 243 anak jalanan, yatim piatu, dan putus sekolah. Mereka mulai dari jenjang SD, SMP, SMA, hingga kuliah.
"Jadi salah satu kampus, rektornya percaya sama kami, jadi pas ada kuota mahasiswa tidak mampu, diutamakan dari Geng Gemes. Kalau enggak salah sampai hari ini ada 18 anak," kata dia lagi.
Lebih lanjut, Hadi menyebut, anak jalanan tidak memiliki tempat untuk kembali ke masyarakat.
Dia berharap, ijazah sekolah menjadi modal agar mereka bekerja serta bersosialisasi.
"Sebenarnya anak jalanan ingin kembali ke masyarakat, tapi mereka tidak tahu caranya. Harapan kami ketika mereka lelah hidup di jalanan, mereka punya senjata, ya ijazah sekolah," tutup dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang