SUMENEP, KOMPAS.com - Kapal Motor (KM) Wong Deso asal Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, tenggelam di perairan Masalembu, Kabupaten Sumenep, saat berlayar menuju Pulau Lambau, Kalimantan Barat.
Kapal dengan 13 anak buah kapal (ABK) itu menabrak kayu di perairan Masalembu yang menyebabkan kapal itu karam. Seluruh ABK terombang-ambing di laut lepas selama 5 jam.
"Mereka (ABK) bertahan di serpihan kayu, beruntung ada nelayan Masalembu yang lewat dan menyelamatkan para ABK tersebut," kata Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Syahbandar Kecamatan Masalembu, Rahmat Rahim saat dihubungi, Rabu (10/7/2024).
Rahmat menjelaskan, peristiwa kecelakaan itu bermula saat 13 ABK berangkat dari Pelabuhan Brondong Lamongan dengan tujuan Pulau Lambau, Kalimantan Barat, Sabtu (6/7/2024) pukul 06.00 WIB.
Baca juga: Kapal Tenggelam, 5 Nelayan Selamat Pakai Tutup Kotak Penyimpan Ikan
Kapal itu dinakhodai Selamet Haryono (42) asal Belimbing, Lamongan. Selanjutnya ada Marjoko (47), Muhammad Farid (44) Ifan Suparno (36), Ahmad Abidin (40), Ahmat mualim (45), Sutikno (50), Anang sultoni (45), dan semua itu asal Belimbing, Lamongan.
Anak buah kapal (ABK) lainnya yaitu Eko Aniswanto (31) asal Sedayu Lawa; Tarsono (32) asal Brondong; Husnul Purwanto (33) asal Brondong; Mugioanto (44) asal Jepara dan; Heru Setiawan (35) asal Belimbing, Lamongan.
Setalah hampir dua hari perjalanan, pada Senin (8/7/2024) sekitar pukul 01.00 WIB, kapal itu menabrak kayu di perairan Masalembu.
Saat itu, posisi kapal kurang lebih sekitar 10 mil sebelah barat Pulau Masalembu. Peristiwa tersebut mengakibatkan kapal bocor di lambung kanan hingga akhirnya terbalik dan tenggelam. Sementara 13 ABK dan nakhodanya terombang-ambing di tengah laut.
Baca juga: Tipu 2 Calon Penumpang Kapal dan Uang Dipakai Main Judi Online, Calo di Kupang Ditangkap
Sekitar pukul 06.00 WIB, nelayan asal Masalembu bernama Mat Na’am yang membawa KM Barokah menemukan keberadaan mereka. Selanjutnya, 13 ABK dievakuasi ke daratan.
"Setelah dipastikan sehat, kemarin (Selasa) sudah kita ikutkan kapal menuju Surabaya untuk kemudian pulang ke rumah masing-masing," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang