SURABAYA, KOMPAS.com - Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut, panas terik yang terjadi di wilayah Surabaya, Jawa Timur, disebabkan oleh iklim yang sudah memasuki musim kemarau. Hal itu diperparah dengan sedikitnya tutupan awan.
Ketua Tim Meteorologi BMKG Juanda Shanas Prayuda mengatakan, suhu panas yang melanda wilayah Surabaya dalam beberapa waktu terakhir masih dalam kategori normal.
"Beberapa hari terakhir suhu maksimum di Surabaya teramati 34-35 derajat celsius. Masih dalam kategori normal," kata Shanas ketika dihubungi melalui telepon, Rabu (5/6/2024).
Baca juga: Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung
Teriknya matahari saat siang hari disebut karena Surabaya sudah memasuki musim kemarau. BMKG memprediksi suhu akan semakin panas di bulan Agustus 2024 mendatang.
"Sudah (masuk musim kemarau). Wilayah Surabaya memasuki awal musim kemarau pada akhir April dan diprakirakan puncak musim kemarau pada bulan Agustus," ucapnya.
Selain itu, kata Shanas, Surabaya juga sangat sedikit mendapatkan tutupan awan. Dengan demikian, terik matahari langsung dirasakan masyarakat yang tengah beraktivitas di luar rumah.
"Panas terik dikarenakan sedikitnya tutupan awan," jelasnya.
Baca juga: Suhu Panas di Semarang Mencapai Diprediksi 39 Derajat Celsius pada Jumat, Nomor Dua Setelah Surabaya
Diketahui, berdasarkan data BMKG, Jatim dibagi dalam 74 zona musim (ZOM), yaitu daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan periode musim hujan.
"Awal musim kemarau ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian atau 10 hari kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh dua dasarian berikutnya," ujarnya.
Dasarian merupakan rentang waktu selama 10 hari. Satu bulan dibagi menjadi tiga dasarian, yaitu dasarian I tanggal 1 sampai dengan 10, dasarian II tanggal 11 sampai dengan 20 dan dasarian III tanggal 21 sampai dengan akhir bulan.
Dengan demikian, Shanas mengimbau, agar masyakat semakin bijak dalam menggunakan air, serta tidak melakukan aktivitas pembakaran secara sembarangan selama musim kemarau ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.