KOMPAS.com - Tim mahasiswa dari Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembangkan alat bantu jalan canggih dan inovatif.
Tujuannya, terutama membantu lansia dan korban kecelakaan yang mengalami kelemahan pada kaki.
Para mahasiswa itu yakni Angga Dwi Aprilio berserta timnya Fajar Trikusuma Wardana, Nurul Aisyah Ramadhani dan Yussi Pradita Budianingsih.
Baca juga: Kiat Lutfi, Mahasiswa UMM yang Diterima Bekerja Sebelum Wisuda
Salah satu anggota tim, Angga Dwi Aprilio mengatakan, pengembangan alat tersebut berawal dari keinginan membantu masyarakat yang membutuhkan. Saat ini, alat tersebut sudah terdapat prototype-nya.
Inspirasi menciptakan karya tersebut datang dari pengalamannya melihat banyak lansia yang kesulitan bergerak bebas.
Begitupun para penderita kaki lemah yang harus bergantung pada bantuan orang lain atau alat. Hal ini menurutnya kurang praktis.
"Kami merancang alat bantu berjalan ini menggunakan motor penggerak yang diprogram melalui mikrokontroler. Alat ini juga dilengkapi dengan berbagai sensor, seperti sensor gerak dan berat," jelas Angga, Selasa (28/5/2024).
Dijelaskannya, cara kerja alat ini melibatkan program yang cukup kompleks.
Alat bantu ini dirancang dengan teknologi yang menggabungkan kenyamanan, keamanan dan kemudahan penggunaannya.
Baca juga: 256 Mahasiswa UMM Buat Puluhan Event untuk Makin Promosikan Wisata Malang Raya
Selain itu, menggunakan metode motor penggerak micro controller.
"Sensor-sensor ini akan mengirim data ke sistem pemrograman, yang kemudian menghitung sudut dan kecepatan langkah pengguna," katanya.
Proses pembuatan alat ini dilakukan di laboratorium universitas dan melibatkan mahasiswa yang sedang mempelajari pemrograman dan mekanik.
Tujuannya, untuk mensinergikan berbagai pengalaman praktis dan menghasilkan produk terbaik. Inovasi ini juga berhasil lolos dalam Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC).
Angga menyampaikan, dalam pengembangan alat ini, timnya juga mempertimbangkan aspek ekonomi.
Adanya alat ini, pengguna diharapkan dapat mengurangi frekuensi pemeriksaan medis yang membutuhkan biaya tambahan.
Baca juga: Patient Facial Detector Inovasi Mahasiswa UMM Bakal Tersinkron E-KTP