KOMPAS.com - Pilihan makanan berbahan dasar tepung kini menjadi favorit di kalangan individu yang memiliki jadwal sibuk.
Kendati mudah ditemukan dan rasanya nikmat, ternyata jenis panganan ini berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan.
Hal ini diungkapkan Dosen Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ns Zaqqi Ubaidillah, M Kep Sp Kep MB.
Menurutnya, mengonsumsi tepung olahan bagi kesehatan manusia memiliki dampak yang merugikan jika dikonsumsi berlebihan dan terus menerus secara rutin.
Baca juga: MSG, Tepung, dan Gula Disebut sebagai Musuh Rahim, Benarkah?
Makanan tersebut memicu penambahan berat badan, sindrom metabolik, diabetes, penyakit jantung, gangguan kognitif, kecanduan makanan, depresi, kanker dan jerawat.
"Mengonsumsi tepung olahan, khususnya tepung terigu putih yang umum digunakan dalam roti dan makanan olahan, dapat berkontribusi pada pertambahan berat badan dan obesitas," kata Zaqqi, Senin (27/5/2024).
Dijelaskannya, tepung olahan ini cenderung meningkatkan lemak dalam tubuh. Selain itu, mengganggu proses oksidasi lemak yang berperan membakar lemak untuk energi.
"Konsumsi tepung olahan juga dapat memicu peradangan mikrobiota usus, yang dapat mengganggu metabolisme dan menyebabkan penambahan berat badan," katanya.
Selanjutnya, konsumsi tepung olahan juga dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan prediktor penting dari sindrom metabolik dan diabetes tipe 2.
Selain itu, makanan tepung banyak mengandung alloxan. Alloxan merupakan senyawa kimia yang dapat menyebabkan gangguan pada sel beta pankreas yang menghasilkan insulin.
Baca juga: Polda Metro Pastikan Video Soal Tepung Dicampur Narkoba Hoaks
"Sel beta pankreas penting untuk menjaga kadar glukosa darah tetap stabil. Alloxan secara khusus dapat merusak sel beta pankreas, yang pada akhirnya dapat menyebabkan diabetes," katanya.
Kemudian, resistensi insulin yang disebabkan oleh konsumsi karbohidrat olahan juga berkontribusi pada tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Zaqqi mendorong masyarakat mengurangi karbohidrat olahan sebagai langkah pertama dalam mengelola hipertensi.
Dia memaparkan, salah satu riset menemukan bahwa pola makan rendah karbohidrat olahan menyebabkan penurunan tekanan darah secara signifikan.
"Tepung olahan pun telah dituduh sebagai penyebab meningkatkan penyakit kardiovaskular," katanya.