Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Eko, Penjual Pentol Keliling Rawat Sendiri Anaknya yang Rapuh Tulang

Kompas.com - 22/05/2024, 11:33 WIB
Sukoco,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com - Muhammad Hasan Nurdin (6), warga Desa Sidowayah, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, tak bisa leluasa bermain seperti anak pada umumnya.

Bahkan untuk mengasuh Hasan, orangtuanya, Eko juga harus berhati-hati karena anaknya sangat rentan terhadap retak dan patah tulang akibat osteogenesis imperfecta. 

Osteogenesis imperfecta (OI) adalah penyakit genetik langka di mana kondisi ini ditandai dengan tulang yang rapuh dan lemah, sehingga mudah patah. 

Ditemui di rumahnya, Eko mengaku anaknya menderita OI sejak lahir dan rawan mengalami patah tulang. Bahkan ketika bermain terantuk sesuatu dipastikan akan terjadi retak ataupun patah tulang.

"Terdeteksi sejak lahir kalau anak saya kena OI, tulangnya rapuh mudah patah," ujarnya Rabu (22/5/2024).

Baca juga: Perjuangan Bocah di Kediri Rawat Ayah Ibunya yang Stroke, Terpaksa Berhenti Sekolah

Seminggu lalu kaki kanan Hasan retak saat tersenggol oleh adiknya ketika bermain bersama. Eko mengaku mengetahui kaki anaknya retak saat Hasan rewel dan saat dipegang kakinya dia menangis.

”Biasanya ceria tapi seminggu lalu rewel, saat dipegang kakinya nangis. Akhirnya diperiksa ternyata kakinya retak," imbuhnya.

Tak hanya kaki, namun risiko retak maupun patah tulang sering terjadi pada bagian tangan Hasan. Tahun lalu tangan kanan Hasan juga patah karena terantuk dan seminggu kemudian tangan kirinya juga mengalami retak tulang. Bahkan dokter harus memasang pen pada tangan kirinya.

"Tahun lalu tangan kiri retak, seminggu kemudian tangan kanan yang retak, setelah diperiksa ternyata harus dipasang pen karena tulangnya melengkung. Saat ini tangannya masih dipen," jelas Eko.

Pakai BPJS mandiri

Eko mengaku untuk pengobatan Hasan harus dibawa ke Solo, Jawa Tengah, karena sejak kelainan dengan Osteogenesis imperfecta diketahui, dokter rujukannya adalah rumah sakit Moewardi Solo yang memiliki dokter terkait hal tersebut.

Untuk pengobatan, Hasan harus menjalani terapi 6 bulan sekali jika tidak ada tulang yang retak ataupun patah.

"Sejak diketahui menderita OI langsung dirujuk ke Solo dari Magetan. Kalau rutinnya itu 6 bulan harus ke Solo untuk terapi," ucapnya.

Untuk melakukan semua upaya pengobatan, Eko mengaku menggunakan BPJS mandiri dengan cara menyisihkan penghasilannya dari berjualan pentol.

Meski dari keluarga kurang mampu, namun nama Eko belum tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

"Selama ini dari umur satubtahun menggunakan BPJS mandiri. Iurannya Rp 70.000 setiap bulan dari menyisihkan penghasilan jualan pentol," terangnya.

Baca juga: Hadiri Haul Habib Thoha bin Muhammad bin Yahya, Mbak Ita: Ini Bentuk Penghormatan terhadap Perjuangan Beliau

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkat Facebook, Warga Blitar Temukan Motor yang Dicuri dalam Waktu Kurang dari 24 Jam

Berkat Facebook, Warga Blitar Temukan Motor yang Dicuri dalam Waktu Kurang dari 24 Jam

Surabaya
3 Unit Mobil Rusak dalam Kebakaran Garasi di Gresik

3 Unit Mobil Rusak dalam Kebakaran Garasi di Gresik

Surabaya
PKB Lirik Mantan Ketua PWNU Jatim untuk Lawan Khofifah dalam Pilkada Jatim

PKB Lirik Mantan Ketua PWNU Jatim untuk Lawan Khofifah dalam Pilkada Jatim

Surabaya
Balon Udara Meledak dan Rusak Rumah di Ponorogo, Warga: Suaranya Keras Sekali

Balon Udara Meledak dan Rusak Rumah di Ponorogo, Warga: Suaranya Keras Sekali

Surabaya
Bayi Perempuan Terbungkus Plastik Merah Ditemukan di Sumenep, Polisi Buru Pelaku Pembuangan

Bayi Perempuan Terbungkus Plastik Merah Ditemukan di Sumenep, Polisi Buru Pelaku Pembuangan

Surabaya
Cabuli Anak di Bawah Umur, Pemuda di Banyuwangi Diringkus Polisi

Cabuli Anak di Bawah Umur, Pemuda di Banyuwangi Diringkus Polisi

Surabaya
Polisi Amankan Pelaku Begal di Gresik dengan Modus Tuduh Korban Pesilat

Polisi Amankan Pelaku Begal di Gresik dengan Modus Tuduh Korban Pesilat

Surabaya
Daop 8 Surabaya Catat Kenaikan Penumpang 35 Persen Saat Libur Idul Adha

Daop 8 Surabaya Catat Kenaikan Penumpang 35 Persen Saat Libur Idul Adha

Surabaya
Yadnya Kasada 2024, Kawasan Gunung Bromo Tutup 4 Hari

Yadnya Kasada 2024, Kawasan Gunung Bromo Tutup 4 Hari

Surabaya
3 Orang Meninggal usai Dirawat Akibat Ledakan Gas Elpiji di Trenggalek

3 Orang Meninggal usai Dirawat Akibat Ledakan Gas Elpiji di Trenggalek

Surabaya
Kejatuhan Balon Udara Berisi Petasan, Satu Rumah di Ponorogo Rusak

Kejatuhan Balon Udara Berisi Petasan, Satu Rumah di Ponorogo Rusak

Surabaya
Bocah 8 Tahun di Bangkalan Berkurban dari Hasil Menyisihkan Uang Jajan

Bocah 8 Tahun di Bangkalan Berkurban dari Hasil Menyisihkan Uang Jajan

Surabaya
Tukang Pangkas Rambut dan Konsumennya di Sumenep Dikeroyok 10 Orang

Tukang Pangkas Rambut dan Konsumennya di Sumenep Dikeroyok 10 Orang

Surabaya
Viral, Video Gerobak Es Doger Halangi Laju Bus di Jembatan Selowangi Lumajang

Viral, Video Gerobak Es Doger Halangi Laju Bus di Jembatan Selowangi Lumajang

Surabaya
Meriahnya Perayaan HUT Persebaya di Stadion Gelora 10 November

Meriahnya Perayaan HUT Persebaya di Stadion Gelora 10 November

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com