GRESIK, KOMPAS.com - Mamalia laut jenis dugong atau duyung ditemukan warga sudah dalam kondisi membusuk di pinggir Pantai Pajinggahan, Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur.
Kepala Resort Konservasi Wilayah (RKW) 11 Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pulau Bawean, Gresik, Nur Syamsi mengatakan, dugong yang ditemukan tewas berjenis kelamin jantan. Pihaknya mendapat laporan dari warga tentang temuan tersebut pada Selasa (30/4/2024) sekitar pukul 16.00 WIB.
"Ditemukan sudah membusuk. Saya juga dapat informasi dari masyarakat, karena mengganggu, bau enggak sedap," ujar Nur Syamsi saat dihubungi, Kamis (2/5/2024).
Baca juga: Kawasan Konservasi Penyu dan Dugong di Kalbar Terancam Tambang Pasir Kuarsa
Nur Syamsi menjelaskan, tidak hanya dalam kondisi sudah membusuk, namun kepala dugong juga sudah dalam keadaan hancur. Dugong tersebut memiliki panjang 238 sentimeter, lingkar 106 sentimeter dan panjang sirip 35 sentimeter.
"Alhamdulillah, sudah ditindaklanjuti petugas RKW 11 Pulau Bawean. Setelah evakuasi dan dilakukan BAP (berita acara pemeriksaan), kita kubur di tepi pantai," ucap Nur Syamsi.
Baca juga: Dugong Terdampar di Pantai Nambung Lombok, Sempat Dianiaya Warga
Nur Syamsi menambahkan, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dugong terdampar dan mati di pinggir pantai di antaranya karena kerusakan lingkungan bawah laut, pengaruh cuaca dan tindakan yang dilakukan oleh para nelayan atau pemburu dugong.
"Kalau yang kemarin, diduga akibat cuaca ekstrem angin timur yang kencang disertai ombak besar. Sehingga dugong terbawa ke pinggir pantai dan terjebak,” kata Nur Syamsi.
Menurut catatan RKW 11 BKSDA Pulau Bawean, peristiwa serupa juga pernah terjadi pada 29 Desember 2022 dan 6 Maret 2023. Sehingga, Nur Syamsi mengimbau kepada masyarakat, terutama para nelayan untuk menjaga habitat dugong.
"Jangan sampai diburu, biarkan bebas. Karena hewan ini sudah langka dan dilindungi oleh negara, sebagaimana dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya,” tutur Nur Syamsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.