Mantan Ketua KPK Agus Rahardjo Lapor ke Bawaslu Jatim, Diduga Ribuan Suaranya Hilang

SURABAYA, KOMPAS.com - Calon anggota DPD Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur yang juga mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengaku kehilangan ribuan suara di tengah proses rekapitulasi suara Pemilu 2024.

Hilangnya ribuan suara tersebut diduga terjadi di sejumlah daerah yakni di pulau Madura seperti Sampang dan Bangkalan. 

Baca juga: Bawaslu Serang Temukan Dugaan Penggelembungan Suara Caleg di 7 TPS

"Hilangnya di wilayah Madura dan beberapa daerah lainnya di Jatim," kata Tim Hukum Agus Raharjo, Suryono Pane dikonfirmasi Rabu (28/2/2024).

Suryono dan tim mengaku sudah melaporkan temuan kehilangan suara itu ke Bawaslu Jatim pada Selasa (27/2/2024).

Baca juga: Perolehan Suara Sementara Stefan William, Bintang Sinetron Anak Jalanan yang Jadi Caleg DPR RI

Temuan hilangnya suara diketahui saat tim Agus Rahardjo melakukan analisis pada salinan Formulir Model C1 atau hasil penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS), dengan salinan Formulir Model D atau hasil rekapitulasi di tingkat kecamatan.

"Antara C1 yang kami dapatkan dengan formulir D tidak konsisten dengan selisih yang sangat besar," jelasnya.

Baca juga: Sudah Keluarkan Uang Rp 760 Juta, Pria di Lampung Gagal Jadi Caleg, Kini Lapor ke Bawaslu

Perbedaan data formulir C1 dan formulir model D cenderung mengarah ke sejumlah caleg DPD.

"Jika ditotal di seluruh daerah ada sekitar ribuan suara yang hilang," ucapnya.

Dia menduga tidak ada kesalahan administrasi dalam hilangnya suara tersebut, namun ada dugaan praktik kesengajaan memindah suara antarcaleg DPD yang bersifat masif.

Terpisah, Koordinator Divisi Hukum dan Diklat Bawaslu Jatim Dewita Hayu Shinta mengaku telah menerima laporan pelapor Agus Rahardjo.

"Kami akan memproses semua laporan yang masuk," katanya, Rabu (28/2/2024).

Jika ditemukan indikasi pelanggaran dalam perkara ini, maka pihanya akan melakukan pendalaman, klarifikasi dan pemeriksaan pihak-pihak yang berkaitan.

"Proses selanjutnya akan kami lakukan klarifikasi dan pendalaman," ujarnya.