KOMPAS.com - Abdul Aziz, petani asal Desa Karanganom, Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengeluh sudah dua kali mengalami gagal panen.
Aziz mengatakan, tanaman padinya mengalami serangan hama tikus hingga wereng.
Gagal panen pertama terjadi pada Oktober 2023. Saat itu, tanaman padi milik Aziz diserang hama tikus sehingga rusak.
Menurut Aziz, sebelum diserang tikus, padi miliknya lebih dulu diserang hama wereng.
Baca juga: Kekeringan Berkepanjangan, 75 Hektar Jagung di Manggarai Timur NTT Gagal Panen
"Pertama wereng sebentar terus tikus nyerang, dua kali musim gak menikmati," kata Aziz di Lumajang, Jumat (23/2/2024).
Menurut Aziz, hama yang paling banyak menyerang tanamannya adalah tikus.
"Wereng ya ada, tapi gak banyak, yang banyak ini tikus," ungkapnya.
Kejadian serupa dialami Yulianto, petani asal Desa Karanganom. Tanaman padi milik Yulianto diserang hama wereng.
Menurutnya, hama wereng yang menyerang jika dibiarkan seminggu saja bisa menyebar ke seluruh tanaman miliknya.
"Padi saya kena hama wereng kalau dibiarkan seminggu saja bisa menyebar ke seluruh tanaman," katanya.
Yulianto menjelaskan, ciri-ciri tanaman yang terserang hama wereng ini daunnya tampak mengering dan padinya tidak terisi.
Baca juga: Banjir, Ribuan Hektar Sawah di Demak Gagal Panen
"Cirinya padi mengering dan gagal ngisi jadi terancam gagal panen," jelasnya.
Menurut Yuli, hama wereng terjadi akibat irigasi yang sulit air. Pasalnya, saat irigasi sulit air, maka akan banyak gulma yang tumbuh dan memicu munculnya wereng.
"Irigasi terkendala, wereng ini kan karena gulma, lah gulma itu munculnya karena kekurangan air jadi petani di sini sulit," terangnya.
"Harga gabah memang mahal tapi petani belum bisa menikmati harga mahal karena hama ini," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.