KOMPAS.com – Perajin tempe di Desa Terung, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur mengeluhkan harga kedelai yang melambung hingga Rp 14.000 per kilogram.
Padahal, biasanya harga tempat Rp 10.000. Kenaikan harga kedelai dalam dua minggu terakhir ini memberikan dampak tersebut.
Imbasnya, perajin tempe mengalami kerugian. Sebab, mereka kehilangan pelanggan yang menginginkan harga tak berubah alias seperti sebelumnya.
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Perajin Tempe Gunungkidul Kecilkan Ukuran 1 Cm
"Kenaikan harga kedelai membuat kami merugi Rp 100.000 setiap hari karena pembeli ngak mau membeli jika kami menaikkan harga," ujar Suminem, salah satu perajin tempe, Jumat (10/11/2023).
Suminem menambahkan, meski merugi setiap hari Rp 100.000 dia tetap membuat tempe untuk memasok pedagang langganannya.
"Risiko merugi karena kalau kami tidak membuat tempe mereka lari ke perajin tempe lain. Sekarang banyak perajin makanya kami rela merugi dulu," imbuhnya.
Selain kedelai, bahan pembuat tempe seperti daun pembungkus dan kayu untuk merebus kedelai juga mengalami kenaikan.
Baca juga: Perajin Tempe di Banyumas Pusing, Harga Kedelai Bisa Berubah dalam Hitungan Jam
"Daun itu naiknya 2 kali lipat. Satu ikat biasanya Rp 5.000 sekarang Rp 10.000 sementara kayu satu pikap sekarang Rp 500.000 padahal dulu Rp 400.000 untuk 20 hari," ucapnya.
Haryani, perajin tempe lainnya di Desa Terung, mengaku ikut merugi dengan kenaikan harga kedelai. Dia berharap kenaikan harga kedelai di Magetan tidak berlangsung lama.
"Harapannya kembali ke harga Rp 10.000. Kalau seminggu lagi harga kedelai tidak turun kami terancam tidak bisa lagi membuat tempe karena modal kami habis," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.