Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Museum Kesehatan Surabaya Disebut Museum Santet

Kompas.com - 21/09/2023, 21:01 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Museum Kesehatan Dr. Adhyatama, MPH di Surabaya merupakan museum yang menyimpan ragam koleksi yang terkait dengan dunia kesehatan.

Museum Kesehatan Dr. Adhyatama, MPH sebenarnya telah berdiri sejak tahun 1990, namun baru diresmikan dan dibuka untuk umum pada 14 September 2004.

Baca juga: Museum Trowulan di Mojokerto: Daya Tarik, Sejarah, dan Harga Tiket

Museum ini juga sudah berstatus sebagai Cagar Budaya yang tertuang dalam SK Nomor 185.45/519/436.12/2013 tertanggal 18 Desember 2013.

Museum Kesehatan Surabaya dirintis oleh dr. Haryadi Suparto, seorang dokter yang juga merupakan ahli dalam bidang supranatural.

Bangunan museum menempati bekas gedung Lembaga Pusat Penyelidikan dan Pemberantasan Penyakit Kelamin (LP4K) atau Rumah Sakit Kelamin.

Baca juga: Museum Pendidikan Surabaya: Daya Tarik, Harga Tiket, Jam Buka, dan Rute

Museum ini memiliki perpustakaan khusus yang menyimpan beragam literatur tentang kesehatan, berupa buku, rekaman, video, kaset, majalah, dan lain sebagainya.

Tapi keunikan Museum Kesehatan Surabaya ini justru berasal dari julukan yang disematkan masyarakat yaitu Museum Santet.

Munculnya julukan Museum Santet ini ternyata bukan tanpa alasan, namun terkait dengan koleksi benda kesehatan yang tersimpan.

Baca juga: Museum dan Galeri Seni SBY-Ani di Pacitan, Melihat Perjalanan Hidup Presiden Ke-6 RI

Selain menyimpan koleksi berupa benda yang terkait dengan praktik kesehatan modern, museum ini juga menyimpan benda yang terkait dengan praktik kesehatan tradisional yang berbau klenik.

Diungkap dr. Haryadi Suparto kepada Surya.co.id, Senin (5/12/2016), awalnya tempat ini hanya digunakan untuk mengumpulkan alat medis dan nonmedis dengan tujuan agar bisa menjadi pusat penelitian.

Namun dalam perjalanannya tidak setiap hari peneliti datang ke tempat, jadi kemudian dimanfaatkan sebagai museum.

Terkait dengan koleksi benda yang terkait dengan praktik kesehatan tradisional, cara pengumpulannya pun cukup unik.

"Benda-benda di ruang tradisional kami dapat dengan cara yang beragam. Ada yang minta dari dukun, ada yang tanya langsung dari korban santet," ungkap dr. Haryadi.

Sebagian koleksi benda yang terkait dengan praktik kesehatan tradisional tersebut seperti susuk, tanah kuburan, tali pocong, boneka santet, serta pasir, biji-bijian, dan beberapa benda plastik lainnya yang konon berhasil dikeluarkan dari tubuh korban santet.

Ada juga beberapa foto yang menunjukkan kondisi korban yang terkena santet.

Salah satu yang membuat pengunjung penasaran adalah keberadaan pintu dunia lain tidak boleh dibuka, kecuali didampingi petugas.

Di luar dari mitos dan sisi mistis yang tersebar, Museum Kesehatan Dr. Adhyatama, MPH bisa menjadi destinasi wisata edukasi saat berkunjung ke Surabaya.

Apabila Anda tertarik untuk berkunjung, lokasi Museum Kesehatan Dr. Adhyatama, MPH berada di Jalan Indrapura No.17, Kemayoran, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya.

Sumber:
bappeko.surabaya.go.id  
travel.tribunnews.com  
surabaya.tribunnews.com  
jatim.tribunnews.com  

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Remaja Hanyut Bersama Motor, Jasad Ditemukan 30 Km dari Titik Kejadian

Remaja Hanyut Bersama Motor, Jasad Ditemukan 30 Km dari Titik Kejadian

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Gempa Garut M 6.5, Guncangan Terasa Kuat di Trenggalek

Gempa Garut M 6.5, Guncangan Terasa Kuat di Trenggalek

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com