SURABAYA, KOMPAS.com - Kebakaran hutan sepanjang musim kemarau di wilayah Taman Hutan Rakyat Raden Soerjo (Tahura R Soerjo) Jawa Timur sejauh ini tercatat seluas 244 hektare.
Kepala Dinasi Kehutanan Jatim Jumadi menyebutkan, sebagian besar penyebabn kebakaran hutan karena aktifitas perburuan hewan liar.
Jumadi menyebutkan, aksi perburuan hewan liar sempat terekam kamera pemantau, dan pihak UPT Tahura R Soerjo sudah melaporkannya ke polisi setempat.
"Kami sudah laporkan ke polisi terkait aktifitas perburuan hewan liar di Tahura R Soerjo," katanya dikondirmasi Kamis (3/8/2023).
Baca juga: Kebakaran Hutan dan Lahan di Rokan Hilir Riau, Polisi Selidiki Pelaku
Kebakaran hutan akibat aktifitas perburuan hewan liar tersebut menurutnya terjadi selama empat kali sejak masuk musim kemarau tahun ini.
"Kami mencatat sebanyak 4 kali di wilayah Pasuruan dan Mojokerto," terangnya.
Wilayah Tahura R Soerjo secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan dan Kota Batu.
Luas kawasan Tahura R Soerjo tercatat 27.868,30 hektare dengan rincian luas kawasan Hutan Lindung 22.908,3 hektarw, dan Kawasan Cagar Alam Arjuno-Lalijiwo 4.960 hektare.
Kepala UPT Tahura R Soerjo Ahmad Wahyudi menambahkan, pemburu hewan liar sengaja membakar semak belukar agar target hewan liar seperti rusa melarikan diri sehingga mudah terlihat sebagai obyek buruan.
"Setelah hewan yang diburu teridentifikasi, baru kemudian ditembak," jelasnya.
Para pemburu sengaja membakar semak belukar agar nanti tumbuh rumput yang baru.
Saat tumbuh rumput baru, rusa akan berkumpul di lokasi tersebut sehingga memudahkan pemburu untuk menembak target buruan.
Dia mengaku tidak tahu pasti dari mana asal pemburu hewan liar tersebut.
"Bisa dari orang luar, bisa dari warga sekitar. Atau orang luar yang didampingi warga sekitar sebagai penununjuk jalan," jelasnya.
Baca juga: Pemadaman Kebakaran Hutan di Gunung Gundil Terkendala Alat dan Sumber Air
Rusa adalah salah satu hewan asli penghuni taman hutan rakyat seluas 27.868 hektare itu. Selain Rusa, menurut Wahyudi juga masih ada Celeng, Babi Hutan, Elang Jawa, dan berbagai jenis satwa liar lainnya.
Dia menegaskan jika aktifitas perburuan liar bisa berpotensi merusak ekosistem di Tahura R Soerjo.
"Kami terus meningkatkan patroli hutan, dan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengantisipasi adanya kebakaran hutan akibat perburuan hewan liar," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.