SAMPANG, KOMPAS.com – Sebanyak empat siswi Sekolah Dasar (SD) Dharma Camplong 3, Kecamatan Camplong, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, kompak membuat pengakuan bohong kepada gurunya. Mereka mengaku menjadi korban penculikan anak.
Kebohongan itu sempat diceritakan salah satu siswi dan direkam oleh kepala sekolah.
Video pernyataan siswa tersebut selanjutnya menyebar hingga menyebabkan keresahan.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Camplong, Ajun Komisaris Polisi Budi Nugroho menjelaskan, polisi memanggil keempat siswi dan kepala sekolah SDN Dharma Camplong 3 untuk dimintai keterangan pada Rabu (1/2/2023).
Terungkap, siswi tersebut mengaku telah berbohong kepada gurunya agar tidak dihukum karena tidak masuk sekolah.
“Keempat siswi itu telah mengakui jika mereka berbohong agar tidak dihukum oleh gurunya karena tidak masuk sekolah,” kata Budi Nugroho saat duhubungi melalui telepon seluler, Rabu.
Baca juga: Disebut Penculik dan Dikerumuni Warga, Pria Paruh Baya di Cilacap Ternyata ODGJ
Budi menambahkan, kepala sekolah yang merekam pernyataan siswanya, mengaku tak berniat untuk menyebarkan kebohongan.
Tujuan guru tersebut agar orangtua waspada terhadap anak-anaknya karena saat ini marak isu penculikan anak.
“Kepala sekolah mengira jika pengakuan anak-anak tersebut benar dengan tanpa melakukan cek terlebih dahulu. Kepala sekolahnya kemudian merekam cerita siswanya dan menyebarkannya,” imbuh Budi.
Budi menegaskan, pemanggilan guru dan keempat siswa tersebut bertujuan untuk meluruskan video yang sudah telanjur beredar.
Pengakuan itu juga diharapkan menjadi pelajaran bagi orang lain agar tidak mudah percaya dengan isu penculikan anak.
“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat jangan mudah menyebarkan informasi yang meresahkan. Cek dulu kebenarannya sebelum disebarkan,” ungkap Budi.
Kepala SDN Dharma Camplong 3, Jamali ketika dikonfirmasi menjelaskan bahwa dirinya tidak memiliki niat untuk memviralkan video rekaman muridnya itu.
Baca juga: 2 Wanita Tunawicara di Dompu Dikepung dan Nyaris Dihakimi Warga, Dikira Pelaku Penculikan Anak
Dirinya mengira bahwa pengakuan muridnya itu adalah kejadian sebenarnya.
“Saya kira mereka jujur atas cerita yang dikarangnya sehingga saya merekam dan menyebarkannya agar semua orang tua waspada. Ternyata saya kena prank,” terang Jamali.
Jamali meminta maaf atas perbuatan dirinya dan keempat anak didiknya yang telah meresahkan masyarakat.
“Maafkan kami karena bukan niat kami menyebarkan kebohongan,” tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.