Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Juta Dosis Vaksin Disiapkan Tangani Wabah PMK

Kompas.com - 30/05/2022, 21:05 WIB
Nugraha Perdana,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian akan melakukan pengadaan 3 juta dosis vaksin untuk menangani wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Vaksin darurat impor itu akan didatangkan pada minggu kedua Juni 2022.

Direktur Kesehatan Hewan (Dirkeswan) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian, Nuryani Zainuddin mengatakan, impor vaksin dilakukan karena Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) belum siap memproduksi vaksin PMK dalam waktu yang cepat.

Baca juga: 42 Kasus PMK Ditemukan di Empat Wilayah Banten, Pengiriman Hewan Ternak dari Luar Daerah Diperketat

"Tetapi bulan Agustus dalam minggu keempat rencananya Pusvetma akan mulai produksi vaksin PMK massal," kata Nuryani dalam Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Wabah PMK di Jawa Timur di Hotel Grand Mercure, Kota Malang, Senin (30/5/2022).

Rencana pelaksanaan vaksinasi juga sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2014 terkait Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan.

"Terkait penanganan wabah boleh dilakukan vaksinasi untuk memberikan kekebalan dan vaksinasi bisa diberikan di daerah wabah yang lebih prioritas, di daerah tertular, di daerah tinggi risikonya dan lainnya," katanya.

Pihaknya juga masih menghitung target populasi hewan ternak yang akan divaksin. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia minimal sebanyak 80 persen dari target populasi hewan ternak harus divaksin.

Namun, nantinya vaksin tersebut diprioritaskan pada hewan ternak jenis sapi terlebih dahulu. Menurut Nuryani, sapi dipilih sebagai indikator karena gejala PMK terlihat jelas pada ternak itu.

"Sehingga orang baru tahu ketika PMK menyerang sapi ada tanda gejala klinis, yang menjadi permasalahan jika sapi sembuh masih bisa membawa virus atau menjadi carrier, ternak yang sembuh belum tentu sembuh keseluruhan," katanya.

Sebanyak 3 juta dosis vaksin PMK hanya bisa diperuntukkan kepada 1 juta ekor sapi dengan estimasi peningkatan imunitas selama 12 bulan. Rencananya, vaksinasi akan dilakukan dengan dibagi sebanyak tiga dosis.

"Dalam rangka emergency vaksin, untuk kekebalan penuh diperlukan dua kali vaksinasi dasar dan satu kali booster, dan vaksinasi booster dilakukan setelah vaksin kedua, setiap enam bulan sekali," katanya.

Lebih lanjut, mekanisme pelaksanan vaksinasi nantinya juga hewan ternak yang sudah tervaksinasi selama 28 hari tidak boleh keluar dan masuk kandang.

"Selain itu, harus diberi penanda, karena vaksinasi PMK ini seperti vaksinasi Covid-19, ada dosis pertama hingga ketiga, sehingga ternak yang tervaksinasi harus diberi penanda," katanya.

Pihaknya juga masih meminta arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk sapi yang diprioritaskan mendapat vaksin emergency PMK di Indonesia.

Namun, Ditjen PKH akan merekomendasikan beberapa kriteria sapi yang terlebih dahulu mendapatkan vaksin itu.

Beberapa di antaranya, seperti hewan rentan yang memiliki masa hidup lebih lama seperti sapi perah. Kemudian sapi-sapi yang berada pada UPT (Unit Pelaksana Teknis) Pembibitan Ternak dibawah naungan pemerintah.

"Setelahnya lanjut ke populasi hewan pada daerah wabah yang berisiko dengan menggunakan zonasi atau ring vaksinasi, misal di satu kecamatan ada satu desa, ada sapi yang tertular maka jarak 10 kilometer atau ditentukan dengan juknis yang kita susun nanti ring vaksinasi dilakukan," katanya.

Baca juga: Puluhan Sapi Terinfeksi PMK, Seluruh Pasar Hewan di Sragen Ditutup Selama 2 Minggu

Ditjen PKH juga telah melakukan sosialisasi dan pelatihan sementara kepada para petugas terkait rencana vaksinasi PMK pada 27 dan 29 Mei. Nantinya kegiatan itu dilanjutkan dengan bimbingan teknis (bimtek) jelang penyelenggaraan vaksinasi.

"Tetapi yang penting komunikasi kepada peternak dan tokoh masyarakat untuk menginformasikan pelaksanaan vaksinasi minimal tiga hari sebelum pelaksanaan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Garut M 6.5, Guncangan Terasa Kuat di Trenggalek

Gempa Garut M 6.5, Guncangan Terasa Kuat di Trenggalek

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com