Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Emil Dardak "Jaim" Lihat Sosok Paling Menyeramkan di Film "KKN di Desa Penari"

Kompas.com, 15 Mei 2022, 11:07 WIB
Achmad Faizal,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elistianto Dardak bicara soal sosok paling menyeramkan film KKN di Desa Penari.

Sosok tersebut yang membuatnya terkaget-kaget saat nonton bareng (Nobar) bersama kelompok relawan Generasi Emas Milenial (Gen Emil) Sabtu (14/5/2022) malam.

Sama seperti penonton lainnya, suami Arumi Bachsin itu juga sempat kaget dan berteriak saat disuguhi adegan munculnya sosok tersebut.

"Saya juga kaget, tapi saya jaga image (Jaim) kan, malu sama relawan," ujarnya berkelakar usai nobar.

Baca juga: AHY Resmi Lantik Emil Dardak sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim

Di film horor yang disutradarai Awi Suryadi itu, sosok paling menyeramkan menurut Emil adalah Mbah Dok.

Sosok yang diceritakan justru sebagai penjaga Nur (Tissa Biani) dari gangguan makhluk halus saat menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN).

"Yang seram justru Mbah Dok, sosok yang diceritakan sebagai penjaga Nur," beber dia.

Secara umum, Emil Dardak yang mengaku sebagai pecinta film horor itu memberi nilai di atas 8 untuk film KKN di Desa Penari.

"Kalau nilai di atas angka 8," katanya.

Menurut dia, film yang dibintangi Tissa Biani Azzahra, Achmad Megantara, Calvin Jeremy, Aghniny Haque, Adinda Thomas, dan Fajar Nugra itu banyak mengangkat nilai-nilai lokal budaya Indonesia. Seperti seni tari, bahasa, hingga tradisi lokal kuat yang perlu dilestarikan.

"Karena itu kelompok millenial harus nonton rame-rame film ini," ujarnya.

Baca juga: Masuk Daftar 40 Tokoh Berpengaruh Majalah Fortune Indonesia, Ini Kata Emil Dardak

Emil berharap, KKN di Desa Penari menjadi tonggak kebangkitan perfilman tanah air yang sempat mati suri dihantam pandemi Covid-19.

Film lokal bergenre horor KKN di Desa Penari resmi menjadi film horor produksi Indonesia terlaris sepanjang masa.

Hal itu disampaikan melalui unggahan akun resmi Instagram KKN di Desa Penari @kknmovie pada Jumat (13/5/2022).

Dituliskan, dalam 13 hari sejak pertama debut di tanggal 30 April 2022, sudah ada 4.613.276 orang yang sudah menonton film yang diangkat dari kisah nyata yang diunggah oleh akun Twitter @simpleman itu.

Baca juga: Tembus 5 Juta Penonton, KKN di Desa Penari jadi Film Horor Indonesia Terlaris Sepanjang Masa

Angka penonton terus mengalami peningkatan dari hari ke hari. Di hari ini, Sabtu (14/5/2022), film ini bahkan telah tembus angka 5 juta penonton.

Tak hanya di Indonesia, Film KKN di Desa Penari juga ditayangkan di bioskop-bioskop Singapura dan Malaysia sejak 12 Mei 2022.

Dengan begitu, film ini berhasil menggeser posisi film Pengabdi Setan yang sebelumnya memegang posisi sebagai film horor terlaris sepanjang masa. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau