KOMPAS.com - Penyakit demam berdarah kembali melanda Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Korban yang terkena tidak hanya meningkat dibanding tahun lalu tetapi juga ada yang meninggal dunia.
Menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik, ada 250 pasien atau kasus demam berdarah pada periode Januari sampai minggu kedua Juni 2024.
Kemudian, 120 kasus pada rentang Januari hingga Juli 2023, sementara Januari hingga Juli 2022 sebanyak 172 kasus atau pasien.
Baca juga: Cegah Demam Berdarah, Ketua TP-PKK Kediri Ajak Ratusan Kader Kerja Bakti Bersihkan Lingkungan
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik dokter Puspitasari Whardani mengatakan, kasus demam berdarah yang terjadi di Gresik tidak hanya mengalami peningkatan.
Ada temuan pasien meninggal dunia yakni bayi yang masih berusia enam bulan. Kasus ini terjadi pada akhir Mei 2024.
"Untuk kasus pasien meninggal, rumah sakit baru memberi informasi. Bahwa ada pasien suspect DBD (Demam Berdarah Dengue) di Kecamatan Manyar, yang meninggal akhir Mei lalu," ujar Puspitasari kepada awak media, Rabu (19/6/2024).
Puspitasari menjelaskan, dari 250 kasus demam berdarah, kebanyakan asal Kecamatan Manyar.
Baca juga: Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak
Berusia rata-rata lima sampai 14 tahun sebanyak 44 kasus atau pasien, disusul Kecamatan Gresik Kota dan Kebomas sebanyak 28 kasus atau pasien.
Menanggapi fenomena yang terjadi, Puspitasari mengaku pihaknya terus menjalin komunikasi dengan petugas terkait dan rumah sakit dalam rangka pencegahan dan penanganan para pasien yang terjangkit demam berdarah.
"Dokumen hasil laboratorium dan keterangan dari rumah sakit diserahkan pada puskesmas setempat melalui bidan desa tempat tinggal pasien," kata Puspitasari.
Kemudian petugas kesehatan puskesmas tempat tinggal pasien menindaklanjuti laporan tersebut dengan penyelidikan epidemiologi pada rumah pasien dan juga lingkungan sekitarnya.
Baca juga: Kasus Demam Berdarah di Cimahi Meningkat, 6 Orang Meninggal Dunia
"Berdasarkan hasil PE (penyelidikan epidemiologi) lantas dilaksanakan fogging, yang berkoordinasi antara puskesmas dengan aparat desa di wilayah tersebut (tempat tinggal pasien)," tutur Puspitasari.
Tidak sekadar fogging dan melakukan penanganan kondisi pasien demam berdarah.
Dinkes Gresik juga menjalin koordinasi dengan puskesmas tempat tinggal pasien untuk melakukan edukasi gejala dan pencegahan. Harapannya, kasus demam berdarah tidak sampai terulang dan merenggut korban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.