Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Teroris Banyuwangi Berstatus Direktur PKBM, Disdik Minta Ketua Yayasan Diganti

Kompas.com - 06/06/2023, 10:35 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Terduga teroris berinisial SN yang ditangkap oleh Densus 88 Anti Teror di Banyuwangi, Jawa Timur berstatus sebagai seorang Direktur Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Suratno menyarankan agar pimpinan PKBM diganti agar aktivitas belajar mengajar di yayasan pendidikan itu tetap berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku di NKRI.

Baca juga: Guru PKBM Milik Terduga Teroris di Banyuwangi Dikumpulkan, Diminta Setia NKRI dan Pancasila

"Kami sarankan agar ada penggantian ketua yayasan," kata Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Suratno kepada Kompas.com, Selasa (6/6/2023).

Menurut Suratno, dengan pergantian pucuk pimpinan tersebut, aktivitas di PKBM yang diampu oleh terduga teroris itu akan dapat kembali berjalan dengan maksimal.

"Agar layanan terhadap warga binaan tetap berjalan," ujar Suratno.

Baca juga: Pria yang Ditangkap Densus 88 di Banyuwangi Dibidik sejak 8 Tahun Silam

Sebelumnya, para tenaga pengajar atau tutor di PKBM At-Taubah milik terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di Banyuwangi, dikumpulkan oleh pemerintah setempat.

Melalui Dispendik dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Banyuwangi, mereka diminta setia terhadap NKRI dan Pancasila.

Mereka dikumpulkan di Gedung Aula Korwilker Satdik Kecamatan Rogojampi, pada Senin (6/5/2023). Para guru itu kembali digembleng soal nasionalisme.

Mereka juga diberikan materi tentang wawasan kebangsaan dari aparat kepolisian, TNI, dan Pemkab Banyuwangi.

"Kami tanyakan satu per satu, tidak ada hal-hal yang mengarah untuk berbuat yang bertentangan dengan NKRI dan Pancasila (dalam kegiatan belajar di PKBM)," kata Kepala Bakesbangpol Banyuwangi Muhamad Lutfi.

Lutfi mengatakan, pemberian wawasan kebangsaan kepada para guru itu, untuk mencegah agar tidak terjadi paparan paham radikalisme terhadap para pengajar di PKBM tersebut.

"PKBM At-Taubah ini memilik 25 tenaga pengajar. Sedangkan jumlah warga belajar sebanyak 927 orang. Mereka adalah siswa program paket A, B, dan C," ujar Lutfi.

Baca juga: Di Balik Penangkapan Terduga Teroris di 3 Wilayah Jawa Timur dan NTB

Diungkapkan Lutfi, PKBM itu berdiri pada 2019 lalu atau sebelum wabah pandemi Covid-19.

Lalu setahun setelah itu, PKBM tersebut mendapatkan akreditasi A. Selama berdiri itu, PKBM At-Taubah telah meluluskan banyak warga belajar.

"(Informasi yang kami terima) proses kegiatan belajar-mengajar di sana berjalan dengan aturan yang berlaku," terang Lutfi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com