Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Videonya Viral, PMI yang Disiksa di Myanmar Disebut Dihukum Tak Digaji, Ponsel Disita

Kompas.com - 26/05/2023, 07:34 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Krisiandi

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Dua pemuda Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Banyuwangi, Jawa Timur mengaku kembali mendapat tekanan oleh bosnya di Myanmar.

Usai videonya viral di media sosial karena menceritakan kondisi di tempatnya bekerja, ponsel Muhammad Nur Ilyas (22) dan Ahmad Sugiantoro (21), disita.

Tak hanya itu,  mereka juga didenda sebesar Rp 22 juta per orang dan tidak digaji selama dua bulan.

Hukuman itu dijatuhkan, karena mereka dianggap melakukan pelanggaran fatal dan berat.

"Iya, saya sudah enggak bisa komunikasi dengan anak saya. Karena ponsel sudah disita, kemarin pagi sempat bilang," kata Sumini (58) ibu Ahmad Sugiantoro, kepada Kompas.com, Kamis (25/5/2023).

Baca juga: Penantian Keluarga Korban TPPO Myanmar: Pulang Hari Ini, Doakan Selamat sampai Tujuan

Menurut Sumini, anaknya tersebut terakhir menghubungi pada Rabu (24/5/2023) malam.

Saat itu Aan, sapaan akrab Sugiantoro bilang, ponsel milikinya dan teman-temannya satu kamar disita oleh majikan.

"Ada sekitar 12 orang se kamar. Nah itu disita bilangnya. Karena tahu videonya viral di TikTok," ucap Sumini.

Yang lebih membuat Sumini khawatir, di areal perusahaan tempat anaknya bekerja, dijaga ketat oleh petugas yang membawa senjata api lengkap.

"Yang jaga itu katanya bawa pistol, senapan. Kalau macam-macam katanya bisa dibedil. Ya siapa yang enggak takut mau melawan," ungkap Sumini.

Mendengar kabar itu, sebenarnya Sumini dan keluarga di Banyuwangi syok dan kaget. Namun untuk menguatkan hati sang anak, ia berusaha tegar dan kuat.

Kerap mengeluh

Sumini mengatakan, sejak keberangkatan pada Oktober 2022 lalu, anaknya tersebut sering mengeluh saat menghubunginya lewat telepon.

Menurut Sumini, Sugiantoro sering curhat diperlakukan buruk di tempatnya bekerja. Dia bahkan mengaku tidak kuat.

"Wes ndak kuat aku disini buk, rasane koyok meh mati ae. Wes gak usah pati dipikirne aku buk. (Sudah tidak kuat aku disini Bu, rasanya ingin mati saja. Sudah tidak usah terlalu mikirin aku Bu)," kata Sumini menirukan curhatan sang anak.

Mendengar curhatan dari anaknya, sebagai seorang Ibu, Sumini hanya bisa meredam emosi dan memintanya untuk bersabar.

Baca juga: 2 PMI Meninggal di Malaysia Dipulangkan ke Flores Timur, Penyebab Kematian Belum Diketahui

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com