Maknanya adalah harapan agar pemakainya mempunyai kekuatan pikiran dan doa sehingga bisa memenangkan diri dari mara bahaya.
Baca juga: Mengenal Suku Tidung: Pakaian Adat, Rumah Adat, dan Dayak
Bentuk kalambi itu sendiri merupakan inspirasi dari kombinasi kalambi arca Budha Candi Sewu, ragam hias Candi Singosari, serta mode yang telah dipakai masyarakat hingga kini.
Warna merah dan putihnya merupakan warna kejayaan dan kebanggaan karena dalam sejarahnya, Sri Maharaja Jayakatwang menjadikan warna itu sebagai bendera kerajaannya, sebagaimana tertuang dalam Prasasti Kudadu (1216 saka/1294 masehi).
Adanya motif sulur api atau lidah api merupakan refleksi dari asal usul sejarah Kediri era kerajaan yang mempunyai ibukota Kota Daha, yang berarti kota api.
Api sendiri adalah salah satu unsur kehidupan yang melambangkan energi. Sehingga pemakai baju diharapkan mempunyai semangat juang dalam meraih cita-citanya.
"Semua itu mempunyai makna filosofis dan sarat dengan makna," lanjutnya.
Penetapan baju khas itu, kata Ilham, bermula dari upaya Bupati Kediri Hanindito Himawan Pramana melestarikan sejarah, budaya, dan harapan mengangkat perekonomian masyarakat.
Sehingga mulai dibentuk tim yang terdiri dari para sejarawan, budayawan, maupun seniman untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Kemudian ditemukannya wujud pakaian khas tersebut.
"Tahapannya dari penggalian artefaktual seperti candi maupun relief, tekstual sastra kuno, serta cerita rakyat. Sehingga dirumuskanlah (pakaian) seperti bentuk yang ada itu," lanjutnya.
Salah seorang ASN Pemkab Kediri, Nadlirin, mengaku masih merasa canggung dan butuh penyesuaian dalam penggunaannnya. Namun dia menyambut baik seragam tersebut sebagai upaya mengangkat kembali semangat luhur budaya daerah dan tujuan peningkatan pariwisata daerah.
"Butuh pembiasaan. Apalagi untuk seragam lapanganya," ujarnya.
Baju khas Kediri itu kini sudah terdaftar di Dirjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Ham sebagai kekayaan intelektual komunal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.