Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kuli Angkut di Pelabuhan Perak Surabaya, Memeras Keringat demi Keluarga di Kampung

Kompas.com - 18/03/2023, 17:43 WIB
Muchlis,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Putus sekolah

Pengakuan Mukti, dia memilih bekerja sebagai kuli angkut karena tidak memiliki ijazah untuk bekerja di sektor yang formal. Dia putus sekolah sejak kelas 4 Sekolah Dasar (SD).

Sedangkan, diirinya memutuskan untuk menikah dengan istrinya saat usia masih 19 tahun.

Kini, beban hidup Mukti bertambah karena anak pertamanya meminta untuk masuk perguruan tinggi di kampung halamannya.

"Saya asli Madura, di Kabupaten Sumenep, anak saya tiga yang pertama sudah mau masuk kuliah ini, nomor dua SMP, nomor tiganya SD kelas 5," cetus dia.

Baca juga: Kekompakan Porter di Stasiun Malang, Tidak Berebut Penumpang, Penghasilan Dibagi Rata

Mukti bertekad agar buah hatinya tidak bernasib sama seperti dirinya. Karena itu, hal pertama yang ditanamkan kepada buah hatinya adalah belajar tanpa kenal lelah, berjuang tanpa melihat hasil, ikhlas dalam berbuat.

"Kunci hidup ini kan yakin mas, saya yakin walaupun saya sebagai porter di sini enggak akan kekurangan. Alhamdulillah, prasangka baik itu ternyata menjadi pedoman saya," kata dia, sembari mengelap keringatnya.

Baca juga: Cerita Damir, Kuli Panggul Padi di Lombok Tengah, Pernah Keseleo karena Pematang Sawah Licin

Kebersamaan

Sistem kerja porter di GSN Pelabuhan Perak Surabaya belum diatur, itu menjadi celah dia untuk menggaet penumpang yang merasa kesulitan membawa barang tanpa harus menunggu giliran.

Meski tidak diatur, porter di GSN yang berjumlah 360 orang selalu menerapkan sikap tenggang rasa. Porter yang belum mendapat panglaris tetap didahulukan.

"Kitakan selalu tanyak sudah dapat berapa, sudah dapat apa belum. Kalau belum, nah pas dapat nanti diajak tuh, hasilnya tetap bagi dua, kasihan kalau pulang tangan kosong," ungkap Mukti.

"Alhamdulillah enggak pernah ada ribut-ribut karena rebutan penumpang," katanya.

Abdul (45), kuli angkut lainnya  di SDN Tanjung Perak mengaku udah bertahun-tahun menjadi kuli angkut. Warga Kabupaten Sampang itu menggantungkan hidupnya dengan menjadi porter untuk menghidup enam orang di keluarganya.

"Iya sebanyak itu, tapi yang tiga ada di sini (Surabaya) tiga lagi di kampung, diam sama neneknya, ada yang sudah mondok juga," kata dia.

Dirinya bekerja satu tim dengan Mukti. Dia selalu mengincar penumpang yang sudah kelelahan membawa barangnya.

"Kalau nadanya sudah kayak mau gertak kan takut, jadi kita rayu. Kita lihat riweh-nya di mana. Kalau dia riweh sama anaknya, maka ayo pak kita bantu pakai jasa kita, bapak sama ibu pegang anak-anak. Nah, di situ akan muncul harga yang ditanyakan, baru kita ajak berhenti dulu," papar Abdul.

Halaman:


Terkini Lainnya

Perampok di Lamongan Sasar 2 Agen Perbankan dalam 2 Hari, Pelaku Diduga Sama

Perampok di Lamongan Sasar 2 Agen Perbankan dalam 2 Hari, Pelaku Diduga Sama

Surabaya
Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba, Jabatannya Dicopot

Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba, Jabatannya Dicopot

Surabaya
Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi Mulai Dipadati Pemudik asal Madura

Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi Mulai Dipadati Pemudik asal Madura

Surabaya
Dinkes Kota Batu Temukan 2 Jajanan Takjil Diduga Mengandung Boraks

Dinkes Kota Batu Temukan 2 Jajanan Takjil Diduga Mengandung Boraks

Surabaya
Truk Molen Oleng Tabrak Tiang dan 3 Motor di Kota Malang

Truk Molen Oleng Tabrak Tiang dan 3 Motor di Kota Malang

Surabaya
Warga Jember Tewas Tertabrak Kereta di Pelintasan Tanpa Palang Pintu

Warga Jember Tewas Tertabrak Kereta di Pelintasan Tanpa Palang Pintu

Surabaya
978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

Surabaya
Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com