Saat itu, di awal pandemi, kapal yang sering memanfaatkan tenaganya tenggelam dan hilang. Beberapa ABK berhasil menyelamatkan diri, sementara empat lainnya dinyatakan hilang.
"Bukan hanya kehilangan pekerjaan karena kapalnya tenggelam. Tapi teman-teman saya ada yang hilang. Rasanya sedih. Kita juga urunan untuk beri uang duka," kata bapak anak dua itu.
Baca juga: Terlibat Kasus Kekerasan, 14 Pesilat dari 3 Perguruan di Banyuwangi Ditangkap
Ia mengaku tak memiliki cita-cita dan keinginan apa pun selaian bekerja yang tekun untuk keluarganya.
Eko juga mengaku ia dan keluarganya tak memiliki BPJS atau jaminan kesehatan lainnya.
"Yang penting cukup jangan sakit. Yang didapat hari ini ya untuk hari ini. Semoga nanti bisa nabung," ungkap dia.
Sementara itu Seger Santoso (58), koordinator buruh angkut di kapal SN mengaku ia dan 6 anggotanya hanya bekerja selama 20 hari dalam sebulan.
"Kan malam jumat kapal tidak layar. Terus belum lagi pas musim 'petengan' saat ikan enggak ada, Jadi kita kerja ya hanya 20 hari sebulan," kata dia.
Seger mengaku ia mendapatkan persentase yang cukup kecil yang kemudian akan dibagikan ke anggotanya sesama buruh angkut sebulan sekali.
"Memang persentase tapi yang sangat kecil. Bukan kita yang menentukan harga tapi pemilik kapal. Ya sudah kita tinggal terima saja," kata dia.
Baca juga: Kuli Panggul di Pasar Kota Solo Bakal Go Digital, Bisa Pesan Lewat Aplikasi
Menurutnya mereka akan mendapatkan hasil yang lumayan saat musim ikan. Namun sayangnya sejak 10 tahun terakhir, jumlah ikan yang didapatkan semakin menurun.
"Apalagi empat bulan terakhir benar-benar paceklik. Enggak dapat apa-apa. Banyak kapal yang enggak melaut karena hujan badai. Bahaya buat mereka. Ini baru seminggu cuaca cerah ya semoga hasilnya bagus," kata dia.
Waktu menunjukkan pukul 10.15 WIB. Suara klakson truk warna kuning di dekat kapal BS membubarkan obrolan Sudar dan teman-temannya di warung kopi.
Mereka bergegas ke truk untuk menurunkan puluhan balok es dan memindahkan ke kapal. Sudar bercerita jam 12.00 WIB, kapal BS akan berlayar mencari ikan.
Sambil mengangkat balok es dengan tangan kosong Sudar berkata, "Semoga pemerintah lebih peduli dengan kita. Bukan cuma baik pas kampanye saja."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.