SITUBONDO, KOMPAS.com - Warga Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, berinisial M (40) dan S (60), nyaris berkelahi menggunakan senjata tajam. Pertikaian kedua warga itu terjadi karena guyonan terkait dukun santet.
Kasi Humas Polres Situbondo Iptu Acmad Sutrisno mengatakan, M dan S akhirnya berdamai setelah dilakukan mediasi di rumah Ketua RT Kampung Leduk, Desa Sumberejo, Sabtu (11/3/2023) pukul 13.00 WIB.
Baca juga: 120 Warga Jalani Operasi Katarak Gratis di RSUD Besuki Situbondo
"Langkah mediasi untuk meredam isu santet dan agar tidak terjadi penghakiman oleh masyarakat karena isu santet," kata Achmad dalam keterangan tertulis, Senin (13/3/2023).
Perseteruan antara dua warga itu bermula ketika M mengeluarkan guyonan bahwa S memiliki ilmu santet.
Namun, S tak bisa menerima candaan itu. Mereka pun bertengkar dan disaksikan sejumlah warga.
"Alhamdulillah dengan respons cepat dan sinergi lintas pilar kamtibmas, kedua belah pihak sudah bersepakat damai dan selesai kekeluargaan,"katanya.
Achmad menegaskan, TNI, Polri, dan pemerintah desa di Kecamatan Banyuputih akan menjaga kondusivitas dengan menghindari isu dukun santet. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi pertikaian antarmasyarakat.
"Kami bersama tiga pilar secara rutin akan memberikan imbauan dan edukasi kepada masyarakat apabila ada permasalahan yang terjadi dapat diselesaikan secara bersama-sama dengan musyawarah agar tidak muncul spekulasi atau informasi yang tidak benar sehingga menimbulkan keresahan warga “ katanya.
Sementara itu, Kapolsek Banyuputih AKP Heru Purwanto menambahkan, polisi dan pemerintah desa mengambil langkah mediasi untuk mengantisipasi pertikaian semakin parah.
"Mereka S dan M awalnya guyon (bercanda) biasa namun seketika berubah menjadi serius, kami mengambil langkah mediasi karena takut kejadian 2019 terulang yang sampai membakar rumah," kata Heru kepada Kompas.com, Selasa (14/3/2023).
Baca juga: Pengakuan Wanita di Situbondo yang Disekap Suami Siri Selama 11 Bulan
Ia menegaskan, perseteruan antara M dan S sempat dilihat sejumlah warga. Namun, pertikaian itu diredam sebelum kedua pihak berkelahi.
"Tidak sampai terjadi carok, kami lerai dan mediasi soalnya isu itu sensitif," tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.