Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Tahun Hidup dengan Energi Alternatif Gas Metana TPA Sliwung Situbondo

Kompas.com - 05/03/2023, 12:48 WIB
Ridho Abdullah Akbar,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SITUBONDO, KOMPAS.com - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sliwung terletak di Desa Sliwung, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo.

Meski lokasinya cukup jauh dengan pusat administrasi pemerintah, tetapi di sinilah muara pembuangan sampah dari kota berakhir.

Banyak truk sampah bolak-balik setiap waktunya. Hampir puluhan ton sampah diangkut dan diletakkan bergunung-gunung di wilayah seluas 5 hektar tersebut dan itu berlangsung setiap hari.

Baca juga: Korupsi Uang Sampah 3 Tahun, Kadis dan Bendahara DLH di Sumsel Jadi Tersangka

Namun siapa sangka, di balik bau menyengat sampah yang menumpuk, ada berkah energi gratis yang disalurkan kepada masyarakat sekitarnya. Energi itu bernama gas metana.

Api biru merona, memikat setiap orang yang pertama kali melihat ingin membuka ponsel untuk mengabadikan momen tersebut. Hampir sama dengan blue fire Gunung Ijen. Bedanya api di sana dari gas belerang, sedangkan api ini berasal dari gunung sampah yang manfaatnya luar biasa.

Penuhi kebutuhan sehari-hari

Foto: Sediyanto ketika memperlihatkan proses pembuatan gas metana di TPA Sliwung Situbondo pada Sabtu (4/3/2023).KOMPAS.com / Ridho Abdullah Akbar Foto: Sediyanto ketika memperlihatkan proses pembuatan gas metana di TPA Sliwung Situbondo pada Sabtu (4/3/2023).

Seperti yang dirasakan Maryono (50), warga setempat. Rumah pria yang terkadang bekerja membantu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sliwung ini terdistribusi gas metana untuk kebutuhan sehari-hari. 

Baca juga: Kronologi Pengendara Moge Tewas Tertabrak Bus di Baluran Situbondo, Polisi Duga Korban Melaju Terlalu ke Tengah

Api yang dihasilkan juga berkualitas bagus. Tidak ada bau akibat proses sampah dan terasa normal. Ketika memasak pun, pasti yang sangat terasa bau dari terasi sambal olahan bukan bau sampah.

"Sudah lama ada gas ini (metana), bahkan sebelum ada gas elpiji 3 kilogram program pemerintah itu," ucapnya, Sabtu (4/3/2023).

Maryono mengungkapkan, kegiatan seperti membuat kopi, menanak nasi, dan menggoreng menggunakan api dari gas metana, jarang menggunakan elpiji.

"Kalau pagi sampai siang kami (keluarga) pakai api metana, tetapi ketika sore pakai elpiji, karena pekerja TPA sudah pada pulang, kan ini pakai blower disalurkan ke sini," ucapnya dalam bahasa Madura kepada Kompas.com.

Tidak Boleh Bocor

Koordinator Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sliwung, Sediyanto menyatakan, gas metana yang ada murni dari pengelolaan di penampungan sampah. Puluhan ton sampah datang dari seluruh wilayah Kabupaten Situbondo.

Pengelolaan sampah menjadi gas metana tidak boleh orang sembarangan. Harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang pasti.

Jika tidak, gas tidak bisa dikonversi menjadi energi atau api. Lebih bahaya lagi ketika ada penumpukan energi dan bisa meledak.

"Kalau bocor di pipa itu bisa tidak hidup apinya," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Siswi di Sukabumi Meninggal Saat Seleksi Paskibraka,Sempat Pingsan Usai Lari 12 Menit

Kronologi Siswi di Sukabumi Meninggal Saat Seleksi Paskibraka,Sempat Pingsan Usai Lari 12 Menit

Surabaya
Polisi Telah Periksa Terduga Pelaku Kekerasan pada Anak Isa Bajaj, Status Masih Saksi

Polisi Telah Periksa Terduga Pelaku Kekerasan pada Anak Isa Bajaj, Status Masih Saksi

Surabaya
Kronologi Suami Istri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru Sepulang Silaturahmi

Kronologi Suami Istri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru Sepulang Silaturahmi

Surabaya
Jasad Bapak dan Anak yang Tercebur di Sungai Kalimas Gresik Ditemukan

Jasad Bapak dan Anak yang Tercebur di Sungai Kalimas Gresik Ditemukan

Surabaya
PDI-P Persilakan Anang Hermansyah Ikut Pendaftaran Bacabup-Bacawabup Jember

PDI-P Persilakan Anang Hermansyah Ikut Pendaftaran Bacabup-Bacawabup Jember

Surabaya
TKW Asal Madiun Robohkan Rumah Miliknya Usai Diceraikan Suami

TKW Asal Madiun Robohkan Rumah Miliknya Usai Diceraikan Suami

Surabaya
DPC PDI-P Jember Buka Pendaftaran Bacabup Bacawabup Pilkada 2024

DPC PDI-P Jember Buka Pendaftaran Bacabup Bacawabup Pilkada 2024

Surabaya
3 Dusun di Lumajang Terisolasi Imbas Jembatan Putus akibat Banjir Lahar Semeru

3 Dusun di Lumajang Terisolasi Imbas Jembatan Putus akibat Banjir Lahar Semeru

Surabaya
UPDATE Banjir dan Longsor Lumajang, 3 Meninggal dan 17 Jembatan Rusak

UPDATE Banjir dan Longsor Lumajang, 3 Meninggal dan 17 Jembatan Rusak

Surabaya
Petasan Meledak Jelang Pernikahan di Bangkalan, Calon Pengantin Kritis

Petasan Meledak Jelang Pernikahan di Bangkalan, Calon Pengantin Kritis

Surabaya
Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar Keras, Warga: Dikira Bom

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar Keras, Warga: Dikira Bom

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com