Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Tahun Hidup dengan Energi Alternatif Gas Metana TPA Sliwung Situbondo

Kompas.com - 05/03/2023, 12:48 WIB
Ridho Abdullah Akbar,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Musim Kemarau dan Penghujan

Pengelolaan gas metana tidak bisa berlangsung tanpa mengelola air lindi dengan baik. Perlakuan berbeda terjadi ketika musim kemarau dan penghujan. Namun hal tersebut sudah diantisipasi dengan baik.

"Kalau musim kemarau kami melakukan penyiraman air lindi ke sampah yang ditutupi terpal itu, terkadang kami semprot langsung," beber dia.

Hal tersebut demi terjadinya sirkulasi air baru yang jatuh ke bawah. Sehingga ada penguapan gas metana setelah itu disalurkan ke rumah warga. Penyiraman dilakukan setiap hari ketika musim kemarau datang.

Namun ketika musim penghujan, pengelola tidak perlu menyiram karena air hujan menjadikan sirkulasi air lindi menjadi lancar. Bahkan gas metana menjadi berkualitas bagus saat musim penghujan.

"Lebih bagus lagi kalau hujan," ungkap Sediyanto.

Penyaluran energi gas metana sejauh ini masih digunakan menjadi api. Namun sebenarnya juga bisa dijadikan energi listrik. Dengan kondisi gas metana yang sedang dihasilkan bisa menyumbang listrik sekitar 2.000 watt per hari.

"Sebenarnya bisa dijadikan energi listrik, namun masih menunggu waktu, ada langkah dan cara yang perlu dipelajari serta disetujui bersama," katanya.

13 tahun kelola gas metana

Gas metana sudah dikelola dengan baik menjadi api untuk memasak sejak 2010. Terhitung sudah 13 tahun lalu TPA Sliwung berinovasi dan membantu masyarakat sekitar. Sehingga tidak terlalu tergantung dengan gas alam dan minyak fosil.

"Iya pemanfaatanya sudah lama," ucap Kabid Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Situbondo, Hendra.

Secara total ada 11 kepala keluarga di sekitar TPA Sliwung Situbondo yang disalurkan energi gas metan untuk kebutuhan sehari-hari. Namun pengirimannya hanya sampai pukul 14.00 WIB.

"Kalau dari kami supaya masyatakat bisa manfaatkan gas metana semaksimal mungkin," kata Hendra.

Gas metana harus didistribusikan setiap hari supaya tidak mengalami penumpukan energi. Hal tersebut sangat diantisipasi dengan pendistribusian ke rumah warga.

Di sisi lain, ada kompor khusus yang juga setiap hari dinyalakan supaya ada pembakaran.

"Tiap hari dinyalakan dan harus begitu," pungkas Hendra. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kandang Ayam di Banyuwangi Terbakar, 28.000 Ekor Mati Terpanggang

Kandang Ayam di Banyuwangi Terbakar, 28.000 Ekor Mati Terpanggang

Surabaya
Bandara Dhoho Kediri Layani 1.155 Penumpang hingga H+6 Lebaran

Bandara Dhoho Kediri Layani 1.155 Penumpang hingga H+6 Lebaran

Surabaya
Konser MAFEST Volume 3 Batal, Pembeli Tiket Minta Uang Kembali

Konser MAFEST Volume 3 Batal, Pembeli Tiket Minta Uang Kembali

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Hutan Pinus Loji Blitar: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Hutan Pinus Loji Blitar: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Surabaya
Bocah di Lamongan Tewas Usai Terpeleset di Telaga

Bocah di Lamongan Tewas Usai Terpeleset di Telaga

Surabaya
Anggota Geng di Surabaya Bersujud dan Menangis di Hadapan Ibunya

Anggota Geng di Surabaya Bersujud dan Menangis di Hadapan Ibunya

Surabaya
Jelang Lebaran Ketupat, Polisi Trenggalek Amankan 135 Balon Udara Berbagai Ukuran

Jelang Lebaran Ketupat, Polisi Trenggalek Amankan 135 Balon Udara Berbagai Ukuran

Surabaya
Riyoyo Kupat, Tradisi Lebaran Ketupat di Lamongan dan Gresik

Riyoyo Kupat, Tradisi Lebaran Ketupat di Lamongan dan Gresik

Surabaya
Viral TKW asal Madura Bawa Emas 3 Kilo Diminta Bea Cukai Bayar Pajak Rp 360 Juta

Viral TKW asal Madura Bawa Emas 3 Kilo Diminta Bea Cukai Bayar Pajak Rp 360 Juta

Surabaya
Mengenal Sejarah Lebaran Ketupat di Kecamatan Durenan Trenggalek

Mengenal Sejarah Lebaran Ketupat di Kecamatan Durenan Trenggalek

Surabaya
Wisatawan Bandel Mandi di Pantai Paseban, Relawan Ingatkan Bahaya Pakai Kantong Jenazah

Wisatawan Bandel Mandi di Pantai Paseban, Relawan Ingatkan Bahaya Pakai Kantong Jenazah

Surabaya
Pemuda Banyuwangi yang Hanyut di Sungai Ditemukan Meninggal 1,5 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Pemuda Banyuwangi yang Hanyut di Sungai Ditemukan Meninggal 1,5 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com