Sehingga pihak pengelola membuat modifikasi sebaik mungkin untuk mengantisipasi kebocoran dan tidak boleh ada penyumbatan gas. Salah satu cara yang dilakukan memberi pembuangan setiap siku-siku paralon.
Paralon yang digunakan harus yang berkualitas bagus sehingga tidak mudah bocor. Penggunaanya harus dengan perhitungan yang baik. Setiap siku-siku diberikan pembuangan dengan kran.
Setiap siku-siku paralon diberi pembuangan yang bertujuan untuk membuang air lindi berlebih. Supaya yang sampai hanya gas metana ke kompornya.
Menurutnya, ketika blower sedang dihidupkan maka energi gas metana sedang disalurkan. Angin yang dihasikan mendistribusikan gas ke kompor.
Namun ketika blower tidak dihidupkan, maka gas menumpuk dan berbahaya. Sehingga setiap hari gas harus digunakan dalam keadaan menyala.
"Kondisi kompor hidup terus ini sampai jam 2 siang, kalau sore dimatikan karena pekerja pulang," kata Sediyanto.
Sejauh ini TPA Sliwung masih memiliki satu blower untuk mendistribusikan gas ke semua pipa yang disalurkan ke rumah warga. Ciri-ciri gas tersalurkan dengan baik memiliki suara dan berbau gas.
"Gas tersalurkan dengan baik ketika ada suara dan bau, setelah itu baru bisa dinyalakan apinya," tuturnya.
Sediyanto yang cukup berpengalaman dalam mengelola sampah memiliki kriteria tertentu dalam memilah sampah. Sehingga distribusi air lindi sangat berpengaruh.
Menurutnya, kendala ada dua yakni sampah plastik dan angin kencang. Jika terlalu banyak plastik maka air lindi terhalang ke bawah dan menghambat melakukan penguapan. Sedangkan angin kencang membuat penutup terpal terbuka dan mengganggu penguapan.
"Saya berharap sampah plastik bisa berkurang karena cukup menyulitkan," tuturnya.
Dalam sehari TPA Sliwung menampung 35 ton sampah. Sehingga perlu pengelolaan sampah yang baik dan ramah lingkungan. Salah satunya dengan mengubah sampah menjadi energi alternatif untuk kebutuhan sehari-hari.
Menurutnya, banyak yang pesimis dengan kondisi sampah yang dihasilkan limbah rumah tangga yang banyak. Namun, dia meminta masyarakat tetap optimis dengan memulai perubahan dalam diri sendiri.
"Minimal membuang sampah pada tempatnya dan dilakukan setiap hari. Kurangi sampah plastik juga karena yang bagus untuk pengelolaan untuk gas metana sampah organik," kata Sediyanto.