Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Ekstrem, Sekolah di Surabaya Dilarang Bikin Kegiatan ke Luar Kota

Kompas.com - 23/02/2023, 16:08 WIB
Ghinan Salman,
Krisiandi

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com -Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya segera menerbitkan Surat Edaran (SE) bernomor 400.3/4551/436.7.1/2023 tertanggal 22 Februari soal Imbauan terkait Cuaca Ekstrem.

SE itu merespons informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyampaikan bahwa sejumlah wilayah di Jawa Timur berisiko mengalami cuaca ekstrem dan dampaknya.

Di antaranya bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, puting beliung, dan tanah longsor untuk dataran tinggi.

Baca juga: Momen Risma Berkali-kali Sujud, Saat Jadi Walkot Surabaya hingga Mensos, dari Kaki Dokter sampai Guru Tunanetra

SE tersebut ditujukan kepada Kepala SD, SMP negeri dan swasta, serta Kepala PAUD dan Pendidikan Non Formal di Kota Surabaya.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, dalam SE tersebut tercantum imbauan bagi sekolah di Surabaya dilarang untuk mengadakan kegiatan di luar kota, terlebih di daerah yang berpotensi mengalami bencana alam.

Hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatan para pelajar di Kota Pahlawan.

"Saat ini memang perkiraan cuaca BMKG adalah cuaca ekstrem, imbauan saya yang ke luar kota bersama anak-anak, apalagi ke lereng gunung atau waduk, harapan kami tidak ke luar kota atau ditunda terlebih dahulu. Karena ini berisiko untuk anak-anak," kata Yusuf di Surabaya, Kamis (23/2/2023).

Bahkan BPBD Kota Surabaya juga menginformasikan mengenai kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem dan langsung diteruskan ke seluruh sekolah.

"Alhamdulillah teman-teman bisa menerima. Ada yang konsultasi ke saya juga, karena sudah terlanjur membuat jadwal untuk berkegiatan di luar kota, saya minta untuk ditunda. Imbauan ini berlaku sampai ada informasi lebih lanjut dari BMKG. Kalau cuaca diprediksi sudah membaik, ya, tidak apa-apa," ujar dia.

Ia mengimbau para siswa agar segera pulang ke rumah begitu sekolah selesai.

Apabila terjadi hujan tidak berteduh dibawah pohon, bangunan yang rapuh, papan reklame, dan lainnya. Terpenting tidak bermain di gorong-gorong, sungai, waduk, dan tambak.

"Anak-anak diarahkan untuk langsung pulang, tidak ikut teman-temannya pergi bermain. Apalagi saat mendung, kalau sudah di rumah kan sudah aman," kata dia.

Baca juga: Terdampak Cuaca Ekstrem, Kapal Tongkang Hilang di Perairan Masalembu Sumenep

"Kami juga mengingatkan anak-anak tidak melakukan aktivitas di sekitar sungai, seperti sungai yang awalnya sedang surut tiba-tiba hujan turun dan membuat sungai menjadi penuh, ini membahayakan mereka," ucap dia.

Yusuf juga meminta para kepala sekolah untuk melaporkan kondisi sekolah mereka selama cuaca ekstrem melanda Kota Surabaya.

"Kalau ada kebocoran bisa segera melapor ke PD untuk dicarikan solusi dan ditindaklanjuti. Karena bagian atap tidak boleh dianggap ringan, sebab bisa membahayakan keselamatan siswa," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Surabaya
3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Surabaya
Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Surabaya
Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Surabaya
Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Surabaya
Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Surabaya
Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com